TUBAN, Radar Tuban – Puluhan warga Desa Remen, Kecamatan Jenu kemarin (7/3) menggelar unjuk rasa di depan pintu gerbang Terminal LPG Refrigerated Tuban. Tuntutannya, meminta kompensasi pemberian sembako kepada warga desa ring satu yang pernah dijanjikan perusahaan.
Demo yang berlangsung hampir lima jam tersebut mulai pukul 07.30.
Dalam aksinya, puluhan warga membentangkan poster kertas berisi kalimat sindiran. Sembako milik masyarakat jangan di embat; Janjimu palsu koyo jodoku sing ora ketemu; Kami tidak butuh janji tapi kami butuh bukti; Drama Korea tak seasik drama Pertamina; dan Setahun lebih digantung seperti nasibku dengan dia.
Selain membentangkan poster, warga juga bergantian orasi.
Ahmad Eko Budiono, korlap aksi menyampaikan, warga ring satu selalu dibohongi perusahaan. Kompensasi sembako yang sudah dijanjikan kepada masyarakat tidak diberikan selama dua tahun lebih. Padahal, sembako tersebut dijanjikan pihak perusahaan sejak awal sosialisasi sebelum mendirikan industri tersebut.
‘’Apabila hari ini tidak ada kepastian, kita akan melanjutkan aksi lagi,’’ tegasnya.
Warga Desa Remen, Kecamatan Jenu ini juga mengatakan, perusahaan dinilai kurang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan masyarakat.
‘’Kami menuntut hak-hak kami dipenuhi, kami tetap berjuang untuk mengejar demi kesejahteraan masyarakat,’’ imbuhnya.
Setelah sekitar satu jam berorasi, Anjar, perwakilan PT Pertamina LPG Refrigerated Tuban menemui pendemo dan menjawab tuntutan masyarakat. Terkait penyaluran sembako, kata dia, perusahaan sudah menjadwalkan penyaluran sembako yang direncanakan minggu kedua Maret.
‘’Terkait dengan CSR (corporate social responsibility) belum ada anggaran karena proyek belum berjalan, mohon dimaklumi,’’ ungkap dia.
Kapolsek Jenu AKP Gunawan mengatakan, usai mendapat jawaban dari perusahaan, massa tak langsung membubarkan diri. Sekitar pukul 09.00, massa melakukan aksi blokade jalan. Mereka duduk di depan pintu gerbang hingga pukul 10.30.
‘’Melalui negoisasi yang sangat alot akhirnya tuntutan dipenuhi. Akan diberikan rapel sembako mulai 21 Maret untuk tahun 2021,’’ kata dia.
Gunawan menyampaikan, massa baru membubarkan diri sekitar pukul 12.30. Itu setelah hasil negoisasi disepakati antar dua pihak. (yud/ds)