31.8 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Prediksi Sudah Memasuki Kemarau, Tapi Masih Turun Hujan? Ini Faktanya

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Peralihan musim tahun ini semakin sulit diprediksi. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban memperkirakan awal musim kemarau berlangsung pada dasarian ketiga atau sepuluh hari ketiga bulan April. Namun, hingga memasuki dasarian pertama bulan Mei ini, hujan lebat masih terus berlangsung di sejumlah daerah, termasuk di Tuban.

Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padama membenarkan bahwa intensitas hujan masih cukup tinggi. Bahkan, hujan lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga dua puluh hari ke depan. Artinya, sampai akhir Mei nanti masih akan turun hujan. ‘’Utamanya di wilayah Tuban setelah. Kemungkinan masih akan terus turun hujan,’’ katanya.

Dikatakan Zem, berdasarkan perkiraan cuaca, sejak dasarian ketiga April lalu sudah memasuki musim kering. Adapun tingginya curah hujan yang masih berlangsung merupakan efek dari awal peralihan musim.

Baca Juga :  Pertamina Patra Niaga Terminal Tuban Dorong Wisata Pantai Panduri Bergeliat

‘’Tapi beberapa hari ini intensitasnya (hujan, Red) sudah mulai menurun,’’ katanya.

Dipaparkan Zem, dari pembagian wilayah di Tuban, intensitas hujan yang masih tinggi berlangsung di wilayah Tuban selatan, yakni dengan intensitas hujan di atas 50 mm per hari. Sedangkan wilayah Tuban utara sudah mulai menurun atau di bawah 50 mm per hari.

‘’Kalau di bawah 50 mm, itu sudah dapat dikatakan masuk musim kemarau,’’ ujar pejabat BMKG kelahiran Papua itu.

Tingginya curah hujan yang masih berlangsung ini, terang Zem, diistilahkan sebagai kemarau basah.

‘’Meski sudah memasuki kemarau, tapi intensitas hujan masih tinggi,’’ katanya menjelaskan kemarau basah.

Lebih lanjut Zem menyampaikan, kondisi kemarau basah ini hampir merata di sejumlah daerah. Menurutnya, kondisi cuaca yang seperti ini dipengaruhi oleh fenomena siklon tropis atau angin kencang di laut Indonesia yang membawa mendung dari lautan ke daratan.

Baca Juga :  12 Tahun Tanpa Revisi, Retribusi Sampah Tak Relevan, Per Bulan Rp 1.000

‘’Fenomena badai siklon inilah yang memengaruhi tingginya curah hujan di banyak wilayah,’’ terang dia.

Seiring dengan masih berpotensinya hujan lebat dan gelombang tinggi tersebut, BMKG Tuban mengimbau masyarakat nelayan untuk berhati-hati ketika melaut. (fud/tok)

TUBAN, Radar Tuban – Peralihan musim tahun ini semakin sulit diprediksi. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban memperkirakan awal musim kemarau berlangsung pada dasarian ketiga atau sepuluh hari ketiga bulan April. Namun, hingga memasuki dasarian pertama bulan Mei ini, hujan lebat masih terus berlangsung di sejumlah daerah, termasuk di Tuban.

Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padama membenarkan bahwa intensitas hujan masih cukup tinggi. Bahkan, hujan lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga dua puluh hari ke depan. Artinya, sampai akhir Mei nanti masih akan turun hujan. ‘’Utamanya di wilayah Tuban setelah. Kemungkinan masih akan terus turun hujan,’’ katanya.

Dikatakan Zem, berdasarkan perkiraan cuaca, sejak dasarian ketiga April lalu sudah memasuki musim kering. Adapun tingginya curah hujan yang masih berlangsung merupakan efek dari awal peralihan musim.

Baca Juga :  Maret, Intensitas Hujan Mereda. BMKG: Waspada Kemarau Kering

‘’Tapi beberapa hari ini intensitasnya (hujan, Red) sudah mulai menurun,’’ katanya.

Dipaparkan Zem, dari pembagian wilayah di Tuban, intensitas hujan yang masih tinggi berlangsung di wilayah Tuban selatan, yakni dengan intensitas hujan di atas 50 mm per hari. Sedangkan wilayah Tuban utara sudah mulai menurun atau di bawah 50 mm per hari.

- Advertisement -

‘’Kalau di bawah 50 mm, itu sudah dapat dikatakan masuk musim kemarau,’’ ujar pejabat BMKG kelahiran Papua itu.

Tingginya curah hujan yang masih berlangsung ini, terang Zem, diistilahkan sebagai kemarau basah.

‘’Meski sudah memasuki kemarau, tapi intensitas hujan masih tinggi,’’ katanya menjelaskan kemarau basah.

Lebih lanjut Zem menyampaikan, kondisi kemarau basah ini hampir merata di sejumlah daerah. Menurutnya, kondisi cuaca yang seperti ini dipengaruhi oleh fenomena siklon tropis atau angin kencang di laut Indonesia yang membawa mendung dari lautan ke daratan.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem di Tuban Diprediksi Mereda Sepekan Lebih

‘’Fenomena badai siklon inilah yang memengaruhi tingginya curah hujan di banyak wilayah,’’ terang dia.

Seiring dengan masih berpotensinya hujan lebat dan gelombang tinggi tersebut, BMKG Tuban mengimbau masyarakat nelayan untuk berhati-hati ketika melaut. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img