Suwarno, warga lain desa setempat yang juga turut menjadi saksi mata penemuan mengatakan, ciri-ciri benda arkeologi bertuliskan huruf aksara Tionghoa, termasuk beberapa jenis koin yang bentuk tengahnya berlubang tersebut.
Jika ditimbang, kata dia, mungkin beratnya mencapai kurang lebih 200 kilogram (kg).
‘’Tapi sekarang tinggal sedikit,’’ ujarnya.
Dari ketiga benda yang ditemukan, lanjut S, yang tersisa sampai sekarang hanya koin saja.
Sementara dua benda lainnya, batu serupa batu bata merah dan kendi sudah hilang entah ke mana. Wartawan koran ini bersama perangkat desa beberapa hari ini mencoba mencari artefak yang hilang ke beberapa warga desa sekitar, namun hasilnya nihil. Tidak ada yang mengaku membawa benda dimaksud.