‘’Dengan tema ini, kita semua warga etnis Tionghoa diajak bersatu. Karena bersatu itulah kita menjadi besar,’’ ujarnya.
Heri, sapaannya, mengungkapkan, anggota PSMTI berasal dari banyak marga dan kepercayaan yang berbeda. Namun, dengan perbedaan tersebut bukan menjadi dasar untuk terpisah, tapi malah menjadi momen kebersamaan.
‘’PSMTI adalah wadah kita untuk bersama. Di sini tidak ada perbedaan. Kita bersama dan bersatu,’’ tegasnya.
Pria yang juga ketua panitia Imlek itu menyampaikan, perayaan tahun baru Imlek harus mengutamakan toleransi, karena tanpa toleransi tidak akan bisa bersatu.
‘’Karena kita ada karena kita bersama, PSMTI harus bersatu,’’ imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PSMTI Jawa Timur Pepeng Putra Wirawan mengatakan, PSMTI adalah rumah besar bagi keluarga etnis Tionghoa yang harus dirawat, sehingga ke depan bisa maju.
‘’Yang penting PSMTI ini menjadi wadah aspirasi, komunikasi informasi, dan sebagai moderator,’’ ujarnya.
Kebersamaan keluarga etnis Tionghoa, lanjut dia, sangat terlihat saat pandemi Covid-19. Pada pandemi tersebut, kata dia, semua tidak hanya saling bahu-membahu dalam menghadapi
virus, namun juga turut serta dalam menanggulangi bersama masyarakat Tuban.