Bagi sebagian musisi di Tuban, Hari Musik Nasional yang diperingati setiap 9 Maret tak bisa lepas dari nama besar Koes Plus. Grup legendaris asal Tuban tersebut masih menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah band yang beraliran rock and roll. Salah satu yang terinspirasi adalah Matoh Band.
DARI sekian banyak grup band pelestari lagu Koes Plus di Tuban, hanya tiga grup yang masih bertahan lebih dari satu dekade. Ketiga grup tersebut Matoh Band, KS Plus Band, dan Koesmania.
Tiga grup band ini masih konsisten dengan personel yang identik atau bahkan mirip Koes Plus. Setiap manggung, mereka selalu menyanyikan lagu-lagu Koes Plus.
Semirip mungkin dengan aslinya. Tujuannya kembali membangkitkan semangat melestarikan grup band legendaris tersebut.
Sebut saja Matoh Band. Grup band yang dibentuk pada 2012 ini mendapat nama Matoh Band dari Yok Koeswoyo, salah satu pentolan Koes Plus. Saat manggung di Tuban, Yok diiringi sejumlah musisi Bumi Ronggolawe.
Setelah manggung, Yok mengusulkan nama Matoh bagi grup band tersebut. Nama itu merupakan jargon asli masyarakat Tuban.
‘’Yang memberi nama Matoh Band langsung Mas Yok,’’ kata Joko Wahyuono, gitaris Matoh Band.
Joko mengatakan, matoh adalah jargon masyarakat Tuban yang mulai jarang diucapkan. Jargon ini justru sekarang lebih sering terdengar dan populer di Bojonegoro setelah salah satu tokoh politik di Kota Ledre tersebut mengklaim kata matoh.
Agar tidak menghilangkan unsur ke-Tubanan, nama Matoh digunakan grup band ini hingga saat ini.
‘’Beberapa kali Matoh Band bareng Mas Yok manggung saat nostalgia di Tuban,’’ ungkapnya.
Bagi sebagian musisi di Tuban, Hari Musik Nasional yang diperingati setiap 9 Maret tak bisa lepas dari nama besar Koes Plus. Grup legendaris asal Tuban tersebut masih menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah band yang beraliran rock and roll. Salah satu yang terinspirasi adalah Matoh Band.
DARI sekian banyak grup band pelestari lagu Koes Plus di Tuban, hanya tiga grup yang masih bertahan lebih dari satu dekade. Ketiga grup tersebut Matoh Band, KS Plus Band, dan Koesmania.
Tiga grup band ini masih konsisten dengan personel yang identik atau bahkan mirip Koes Plus. Setiap manggung, mereka selalu menyanyikan lagu-lagu Koes Plus.
Semirip mungkin dengan aslinya. Tujuannya kembali membangkitkan semangat melestarikan grup band legendaris tersebut.
Sebut saja Matoh Band. Grup band yang dibentuk pada 2012 ini mendapat nama Matoh Band dari Yok Koeswoyo, salah satu pentolan Koes Plus. Saat manggung di Tuban, Yok diiringi sejumlah musisi Bumi Ronggolawe.
- Advertisement -
Setelah manggung, Yok mengusulkan nama Matoh bagi grup band tersebut. Nama itu merupakan jargon asli masyarakat Tuban.
‘’Yang memberi nama Matoh Band langsung Mas Yok,’’ kata Joko Wahyuono, gitaris Matoh Band.
Joko mengatakan, matoh adalah jargon masyarakat Tuban yang mulai jarang diucapkan. Jargon ini justru sekarang lebih sering terdengar dan populer di Bojonegoro setelah salah satu tokoh politik di Kota Ledre tersebut mengklaim kata matoh.
Agar tidak menghilangkan unsur ke-Tubanan, nama Matoh digunakan grup band ini hingga saat ini.
‘’Beberapa kali Matoh Band bareng Mas Yok manggung saat nostalgia di Tuban,’’ ungkapnya.