‘’Selama dua tahun terakhir ini—setelah mengunjungi desa-desa di Kabupaten Tuban, saya melihat Tuban memiliki banyak potensi luar biasa dan bisa dikembangkan,’’ tuturnya.
Potensi luar biasa itu, terang Mas Lindra, salah satunya di bidang pertanian. Namun harus diakui, melimpahnya hasil pertanian di Bumi Ronggolawe ini belum sepenuhnya memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan petani. Sebaliknya, rata-tata hanya sebagai penghasil pertanian.
‘’Untuk itu, ke depan, hasil pertanian yang melimpah ini harus kita olah agar dapat memberikan nilai tambah bagi petani. Misalnya, hasil panen padi tidak seketika dijual, tapi diolah terlebih dulu menjadi beras kemasan, sehingga memiliki nilai tambah,’’ tuturnya berkomitmen menggerakkan pembangunan di bidang pertanian.
Untuk mengoptimalkan lahan-lahan pertanian, tahun ini Pemkab Tuban akan melakukan optimalisasi 18 daerah air resapan (DAS). Juga revitalisasi aliran sungai yang mengalami sendimentasi.
‘’Banyak sekali DAS dan sungai yang dulunya berfungsi normal, sekarang mengalami sendimentasi. Inilah yang akan kami optimalkan kembali. Satu persatu akan kami revitalisasi supaya kembali berfungsi normal,’’ katanya.
Sebagaimana diketahui, sepanjang 2022 lalu, Pemkab Tuban telah menuntaskan berbagai pembangunan di bidang infrastruktur. Di antara yang sudah dibangun, 112 kilometer jalan kabupaten, 466 kilometer jalan ling kungan, 41.601 meter jalan usaha tani, 3.210 meter jaringan irigasi tersier.
Berikutnya, pemasangan 721 unit lampu penerangan jalan umum (PJU), 11 unit pembangunan jembatan, 8 unit sumur bor air minum, 998 rehabilitasi rumah tidak layak huni, dan 200 rehabilitasi ruang kelas.
Selain infrastruktur, penguatan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus pembangunan Pemkab Tuban.
Ditegaskan Mas Lindra, penguatan SDM adalah modal dalam menyongsong masa depan. Oleh sebab itu, masyarakat Tuban harus mendapat pendidikan yang layak. Utamanya generasi muda saat ini.
‘’Generasi penerus kabupaten Tuban harus mendapat akses pendidikan yang layak seluas-luasnya,’’ tegas bupati muda kelahiran 1992 itu.
Lebih lanjut ditegaskan, menjelang penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 ini, setiap kepala sekolah harus menjamin dan memastikan bahwa tidak ada biaya pendaftaran.
‘’Kepala Sekolah akan bertanggung jawab jika terdapat biaya (pendaftaran, Red) yang dibebankan kepada wali murid,’’ tegasnya.
Di sela-sela safari Ramadan, Mas Lindra juga menyerahkan insentif ke pada guru TPQ. Tahun ini, total penerima insentif sebanyak 9.485 orang. Tersebar di 1.337 lembaga se- Kabupaten Tuban.
Ada penambahan sebanyak 935 orang dari 2022 yang hanya 8.550 orang. Total anggaran yang disiapkan sekitar Rp 24 miliar. Insentif diberikan ke masing-masing guru TPQ sebesar Rp 200 per bulan.