Radartuban.jawapos.com – Proyek lanjutan jalan lingkar selatan (JLS) Tuban yang direalisasikan awal tahun ini hingga 2024 mendatang diprediksi minim melibatkan tenaga lokal. Itu bukan hanya karena PT Fajar Mina Abadi (FMA), perusahaan konstruksi pelaksana proyek tersebut berasal dari Aceh Timur, Aceh. Namun juga konsultannya, PT Indec Internusa dari Bandung, Jawa Barat.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Jawa Timur (Tuban—Sadang— Lohgung), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah 8 Surabaya Setiono menyampaikan, harus dimaklumi kalau proyek lanjutan ring road minim melibatkan tenaga kerja (naker) lokal. Sebab, proyek multiyear 2022— 2024 tersebut berskala nasional.
Penyelenggaranya pun pemerintah pusat karena sumber dananya dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Karena itu, proyek dengan pagu Rp 137,5 miliar tersebut kompetisinya luas. ‘’Rekanan pelaksana dan konsultannya bisa berasal dari kabupaten/ kota mana pun. Termasuk para nakernya,’’ jelas pejabat asal Surabaya itu.
Namun demikian, Setiono berharap masyarakat Tuban tidak perlu terlalu kecewa terkait minimnya pelibatan naker lokal dalam proyek lanjutan JLS kali ini. Meski tidak wajib, lanjut dia, pihaknya sudah mendorong rekanan pelaksana dan konsultan untuk melibatkan naker lokal. ‘’Secara jumlah mungkin tidak bisa banyak, tapi nanti pasti beberapa naker lokal dilibatkan,’’ tegas pejabat yang berkantor di Jalan RE Martadinata itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Tuban Sugeng Purnomo mengatakan hal serupa. Menurut dia, minimnya keterlibatan naker lokal dalam proyek lanjutan JLS bisa dimaklumi karena penyelenggaranya pemerintah pusat. ‘’Minimnya keterlibatan naker lokal tidak bisa di maklumi kalau penyelenggaranya Pemkab Tuban dan rekanan pelaksana maupun konsultannya asli Tuban,’’ ujarnya.
Selama memantau proyek-proyek Pemkab Tuban pada 2022 lalu, Sugeng, sapaannya, mengungkapkan keterlibatan naker lokal cukup banyak. Persentasenya lebih dari 50 persen. Hal itu, kata mantan camat Kerek itu, tak lepas dari upaya institusinya mengawal. ‘’Setiap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, kami selalu berpesan agar naker lokal lebih dominan dilibatkan dalam proyek pemkab,’’ tegas pejabat kelahiran 1967 itu.
Sebagaimana diketahui, proyek lanjutan JLS bakal menuntaskan ruas JLS sisi utara sepanjang enam kilometer (km). Membentang dari Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding (persisnya di dekat Masjid An-Nuur) hingga perempatan SMPN 4 Tuban. Pengerjaan berikutnya, menyam bungkan JLS dengan jalan nasional TubanSemarang sepanjang tiga km.
Jenis proyek disebut terakhir ini meningkatkan Jalan Soekarno- Hatta. Mulai dari depan SMPN 4 Tuban hingga ujung utara jalan tersebut di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu. Pagu dana APBN yang digelontorkan pemerintah pusat untuk pelaksanaan proyek ini Rp 137,5 miliar. Dalam lelang, PT FMA ditetapkan sebagai pemenang dengan nilai penawaran Rp 103,6 miliar pada pertengahan Desember 2022 lalu.
Pada waktu hampir bersamaan, lelang konsultan proyek lan jutan JLS juga dimenangkan PT Indec Internusa. Perusa haan perencanaan konstruksi ini menang lelang dengan penawaran Rp 3,2 miliar dari pagu Rp 3,8 miliar. (sab/ds)