Radartuban.jawapos.com – Mulai Senin (13/6) hari ini hingga dua hari ke depan, nelayan di sepanjang pesisir pantai utara (pantura) Tuban diimbau tidak melaut. Itu menyusul ancaman gelombang tinggi sebagaimana prediksi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Tuban.
Kepala Stasiun BMKG Tuban Zem Irianto Padma mengemukakan, ketinggian gelombang laut pada tiga hari tersebut diperkirakan sekitar 1,7 meter disertai angin kencang.
Sedangkan gelombang yang menerjang sepanjang garis pantai kurang lebih hanya setinggi 30 sentimeter.
Dia menyampaikan, lokasi paling rawan terhadap fenomena meteorologi ini adalah pesisir Kecamatan Jenu dan Tambakboyo.
”Untuk pesisir perkotaan tidak terlalu rawan. Pasalnya daratan pesisir kota cukup tinggi,’’ ujarnya menjawab pertanyaan Jawa Pos Radar Tuban tadi malam.
Kalaupun memaksakan diri untuk melaut, kata Zem, panggilan akrabnya, nelayan diimbau untuk lebih ekstra waspada. Pertimbangannya, gelombang tinggi dan angin kencang di Laut Jawa sangat membahayakan keselamatan nelayan.
Ditanya penyebab fenomena alam tersebut, dia menerangkan, gelombang tinggi dipicu oleh pasang purnama yang diperkirakan mencapai titik maksimum. Sedangkan angin kencang dipengaruhi pergerakan awan Cumulonimbus yang beberapa hari terakhir terbentuk di atas perairan Tuban.
Mantan kepala Subbid Pelayanan BMKG Wilayah V Jayapura ini melanjutkan, pekan ini institusinya juga memprediksi datangnya banjir rob. Karena itu, masyarakat pesisir diminta lebih berhati-hati. Begitu juga yang beraktivitas di sepanjang garis pantai.
Dikonfirmasi terpisah, Pembina Forum Gerakan Persisir Berkarya Joko Nuratnio Widodo menyampaikan, para nelayan yang tergabung dalam forum tersebut telah mengetahui dan memahami ancaman gelombang tinggi itu. Pasalnya, tetenger bulan yang biasa digunakan panduan para nelayan sudah menunjukkan tanda-tanda alam tersebut.
‘’Pekan ini bulan akan mencapai purnama. Gelombang pasang akan tiba,’’ ujarnya.
Pria yang juga manager Plaza Ikan Tuban ini mengatakan, dengan ancaman tersebut tentu nelayan akan meningkatkan kewaspadaan.
”Nelayan saat ini bukan tipe orang yang asal saja. Mereka sangat mengutamakan keselamatan jiwa,” ujar pria asal Lumajang itu. (sab/ds)