TUBAN, Radar Tuban – Menggeliatnya bisnis dan industri besar di Tuban sangat memengaruhi penggunaan listrik. Mengacu data PLN Tuban 2021, setahun penggunaan listrik di Bumi Wali mencapai 2,3 miliar kilowatt hour (kWh) dari total pelanggan 339.290 titik sambungan.
Tingginya penggunaan listrik ini terserap dari berbagai aspek kehidupan. Mulai perusahaan besar, hotel, pertokoan, hingga rumah tangga.
Manajer Unit Layanan Pengadaan (ULP) PLN Tuban Agus Riyadi mengatakan, tingginya penggunaan listrik tersebut karena di ULP Tuban memiliki pelanggan jenis I4 atau pelanggan tower dengan tegangan tinggi. Pelanggan tersebut adalah Semen Indonesia dan Semen Tuban. Setahun, kedua perusahaan tersebut membutuhkan listrik hingga 264 juta kWh.
Untuk pemakaian per Maret saja, Semen Indonesia sudah 34,6 juta kWh dan Semen Tuban 28,1 juta kWh.
Pemakaian sepekan perusahaan BUMN ini sama dengan pemakaian setahun satu kecamatan. Mengacu data Tuban dalam Angka 2022, Kecamatan Kenduruan setahun hanya membutuhkan 12,9 juta kWh. Bahkan, Kecamatan Tuban setahun hanya kebutuhan listrik 33,5 juta kWh.
Tingginya penggunaan listrik di perusahaan semen pelat merah ini, terang Agus, panggilan akrabnya karena semua operasional pabrik menggunakan listrik. Mulai membakar batu bara hingga menjalankan mesin-mesinnya. ”Jadi penggunaannya besar,’’ tegasnya.
Selain Semen Indonesia, penggunaan terbesar kedua adalah Pertamina. Setahun, perusahaan migas tersebut membutuhkan 70 juta kWh.
Kemudian disusul dengan industri kalsium dan batu kumbung yang setiap tahun membutuhkan listrik hingga 15 juta kWh.
Setelah industri, penggunaan terbesar setrum berikutnya adalah perhotelan. Kapasitasnya sekitar 15 persen. Kemudian disusul pertokoan dan restoran. Listrik rumah sakit di Bumi Wali membutuhkan sekitar 10 juta kWh setahun. ‘’Baru setelah itu kebutuhan listrik untuk rumah tangga,’’ ujarnya.
Kecamatan mana yang terbesar penggunaan listriknya? Pria yang pernah bertugas di Kabupaten Situbondo ini memaparkan, Kecamatan Kerek tercatat tertinggi. Setahun, angkanya menyentuh 1 miliar kWh. Angka tersebut termasuk kebutuhan industri di daerah tersebut.
Setelah Kerek, disusul Kecamatan Jenu. Setahun 947 juta kWh. Angka yang sama juga sudah termasuk kebutuhan industri di daerah tersebut.
Kemudian disusul Kecamatan Plumpang sebesar 40,5 juta kWh. Kemudian kecamatan lain sebesar 15 juta sampai 30 juta kWh per tahun.
‘’Penggunaan terendah Kecamatan Kenduruan, karena di sana tidak ada industri besar,’’ ujarnya.
Agus menyampaikan, besarnya penggunaan listrik justru pertanda baik. Itu artinya investasi di Tuban terus bertumbuh. Apabila ada perusahaan baru pihaknya memastikan akan menyediakan setrum untuk perusahaan tersebut.
Dari mana sumber listrik di Tuban berasal? Agus menerangkan, setrum tersebut dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Awar-Awar Jenu dan PLTU Paiton Probolinggo. (fud/ds)