30.8 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Kode Eartag di Telinga Sapi Picu Infeksi?

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Pemasangan eartag atau kode di daun telinga sapi yang sudah mendapat vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) diduga memicu masalah baru. Di Tuban, sebagian telinga sapi yang dipasangi e artag mengalami infeksi.

Sampai berita ini ditulis tadi malam sekitar pukul 20.30, belum ada laporan terkait akibat serius dari infeksi tersebut. Termasuk kematian rojokoyo yang kupingnya mengalami serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit tersebut.

Salah satu sumber terpercaya Jawa Pos Radar Tuban mengungkapkan, separo dari jumlah populasi sapi di Desa Dasin, Kecamatan Tambakboyo mengalami luka dan infeksi daun telinganya setelah dipasang eartag. Khawatir berakibat buruk, peranti barcode tersebut dilepas.

‘’Mumpung belum banyak, pemerintah harus segera mengambil tindakan,’’ ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Dasin, Kecamatan Tambakboyo yang keberatan namanya ditulis.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan, rata-rata infeksi pada daun telinga sapi terjadi setelah kode eartag dilepas.

Baca Juga :  Sinergi Kemendag dan Bea Cukai Gagalkan Ekspor Migor ke Timor Leste

‘’Di pasar hewan banyak kami temukan kode eartag sudah dilepas. Akibatnya, banyak yang mengalami luka hingga infeksi,’’ terangnya.

Apakah infeksi terjadi sebelum eartag dilepas atau terjadi kesalahan dalam pemasangan yang mengakibatkan telinga sapi terluka? Pipin memastikan tidak ada kesalahan dalam pemasangan.

Menurutnya, seharusnya eartag yang sudah terpasang pada telinga sapi tidak perlu dilepas. Edukasi sekaligus imbauan terkait dipertahankannya peranti menyerupai gantungan kunci berwarna kuning tersebut juga sudah dilakukan institusinya. Namun, praktiknya, sejumlah pemilik sapi melepasnya dengan sejumlah alasan.

‘’Selain (pelepasan, Red) bisa menyebabkan infeksi, fungsi eartag barcode juga sangat penting. Itu karena di dalam eartag menyimpan data informasi sapi atau semacam identitas seperti asal sapi dan riwayat vaksinasi,’’ jelas mantan kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu.

Baca Juga :  Airlangga Minta Doa Ulama Sulsel agar UMKM Indonesia Bangkit Paska Pandemi

Lebih lanjut, Pipin menyampaikan, eartag merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan). Karena itu, pengadaan peranti dan pemasangannya dibiayai pemerintah pusat.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebagai bukti ternak sapi telah divaksinasi, pemerintah pusat menerapkan eartag atau barcode yang dipasang pada telinga sapi. Tujuannya, memudahkan masyarakat untuk membedakan ternak yang sudah divaksin atau belum tanpa khawatir kelupaan membawa ser tifikat vaksinasi.

Kode batang pada anting sapi berisi keterangan vaksin PMK, jenis ke lamin, usia, dan nama pemilik.

Sistem pemindai tersebut memudahkan pantauan ternak yang diperjualbelikan. Dengan sistem tersebut, siapa pun bisa memastikan status vaksinasi hanya dengan mengarahkan ponsel ke barcode yang terpasang.

Sebelum program tersebut dijalankan, pemerintah daerah dibantu TNI mendata sapi-sapi yang diperjualbelikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengarahan kepada pemilik ternak agar piaraannya dapat divaksin dan dipasang eartag. (fud/tok/ds)

Radartuban.jawapos.com – Pemasangan eartag atau kode di daun telinga sapi yang sudah mendapat vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) diduga memicu masalah baru. Di Tuban, sebagian telinga sapi yang dipasangi e artag mengalami infeksi.

Sampai berita ini ditulis tadi malam sekitar pukul 20.30, belum ada laporan terkait akibat serius dari infeksi tersebut. Termasuk kematian rojokoyo yang kupingnya mengalami serangan dan perkembangbiakan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit tersebut.

Salah satu sumber terpercaya Jawa Pos Radar Tuban mengungkapkan, separo dari jumlah populasi sapi di Desa Dasin, Kecamatan Tambakboyo mengalami luka dan infeksi daun telinganya setelah dipasang eartag. Khawatir berakibat buruk, peranti barcode tersebut dilepas.

‘’Mumpung belum banyak, pemerintah harus segera mengambil tindakan,’’ ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Dasin, Kecamatan Tambakboyo yang keberatan namanya ditulis.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Tuban Pipin Diah Larasati mengatakan, rata-rata infeksi pada daun telinga sapi terjadi setelah kode eartag dilepas.

- Advertisement -
Baca Juga :  199 CJH Terancam Gagal Berangkat

‘’Di pasar hewan banyak kami temukan kode eartag sudah dilepas. Akibatnya, banyak yang mengalami luka hingga infeksi,’’ terangnya.

Apakah infeksi terjadi sebelum eartag dilepas atau terjadi kesalahan dalam pemasangan yang mengakibatkan telinga sapi terluka? Pipin memastikan tidak ada kesalahan dalam pemasangan.

Menurutnya, seharusnya eartag yang sudah terpasang pada telinga sapi tidak perlu dilepas. Edukasi sekaligus imbauan terkait dipertahankannya peranti menyerupai gantungan kunci berwarna kuning tersebut juga sudah dilakukan institusinya. Namun, praktiknya, sejumlah pemilik sapi melepasnya dengan sejumlah alasan.

‘’Selain (pelepasan, Red) bisa menyebabkan infeksi, fungsi eartag barcode juga sangat penting. Itu karena di dalam eartag menyimpan data informasi sapi atau semacam identitas seperti asal sapi dan riwayat vaksinasi,’’ jelas mantan kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu.

Baca Juga :  Sinergi Kemendag dan Bea Cukai Gagalkan Ekspor Migor ke Timor Leste

Lebih lanjut, Pipin menyampaikan, eartag merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan). Karena itu, pengadaan peranti dan pemasangannya dibiayai pemerintah pusat.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebagai bukti ternak sapi telah divaksinasi, pemerintah pusat menerapkan eartag atau barcode yang dipasang pada telinga sapi. Tujuannya, memudahkan masyarakat untuk membedakan ternak yang sudah divaksin atau belum tanpa khawatir kelupaan membawa ser tifikat vaksinasi.

Kode batang pada anting sapi berisi keterangan vaksin PMK, jenis ke lamin, usia, dan nama pemilik.

Sistem pemindai tersebut memudahkan pantauan ternak yang diperjualbelikan. Dengan sistem tersebut, siapa pun bisa memastikan status vaksinasi hanya dengan mengarahkan ponsel ke barcode yang terpasang.

Sebelum program tersebut dijalankan, pemerintah daerah dibantu TNI mendata sapi-sapi yang diperjualbelikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengarahan kepada pemilik ternak agar piaraannya dapat divaksin dan dipasang eartag. (fud/tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img