‘’Wabah LSD ini insidentil. Anggaran penanganannya tak terpikirkan ketika APBD 2023 disusun akhir tahun 2022 kemarin,’’ tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKP2P Tuban Diah Pipin Larasati berharap hal yang sama—vaksin segera ada.
‘’Sejak awal merebak pada Januari 2023 hingga kemarin (14/3), sebanyak 186 ekor sapi di Kabupaten Tuban terjangkit LSD,’’ terang pejabat akrab disapa Pipin itu.
Ratusan ekor sapi terjangkit LSD itu, terang mantan Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Tuban ini, tersebar di beberapa kecamatan se-Kabupaten Tuban.
Dari jumlah tersebut, hingga kemarin (14/3) sebanyak 166 ekor sapi tercatat masih menderita sakit, dan yang sudah sembuh 19 ekor.
‘’Sedangkan yang terpaksa dipotong satu ekor,’’ imbuh pejabat DKP2P Tuban berkantor di Jalan Raya Bogorejo, Merakurak itu.
Ari, salah satu peternak sapi yang kini ternaknya terjangkit LSD berharap segera ada perhatian khusus dan lebih intens dari pemerintah mengenai kondisi wabah ini.
Beberapa hari lalu, salah satu medis veteriner DKP2P Tuban telah berupaya mengobati sapi, namun hingga kini sapinya belum membaik.
‘’Akhirnya saya ikhtiar mandiri. Sapi saya terjangkit LSD ini saya minumi jamu racikan kunir, madu, dan air kelapa muda. Semoga bisa membaik,’’ ujar peternak asal Desa Kedungerjo, Kecamatan Kerek itu. (sab/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.