28.9 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Tuban Lelang 400 Paket Proyek Tahun Ini, RSUD-Jembatan Glendeng Serap Rp 93 M

spot_img

Radartuban.jawapos.com–Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky kembali memprioritaskan anggaran pembangunan fisik. Tahun ini, sedikitnya dibangun 400 paket jembatan, jalan, bangunan, dan infrastruktur lain.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi mengatakan, proyek yang paling besar menyerap anggaran adalah pembangunan gedung baru RSUD dr R. Koesma Tuban dan Jembatan Glendeng. Total anggaran kedua proyek tersebut Rp 93 miliar. Rinciannya, RSUD Rp 60 miliar dan Jembatan Glendeng Rp 33 miliar.

Kedua paket pekerjaan dengan anggaran fantastis tersebut, menurut Agung, sapaannya, dilelang lebih cepat agar pembangunan bisa dilakukan lebih awal. Terlebih gedung baru RSUD akan dibangun lima lantai.

‘’Sebenarnya, pembangunan sudah 2022 lalu, tapi karena pertimbangan waktu yang mepet jadi ditunda dan tahun ini harus selesai,’’ terangnya.

Bukan hanya proyek yang bernilai besar saja yang akan dilelang lebih cepat. Tahun ini, pihaknya juga menargetkan lelang proyek lain lebih awal. Pertimbangannya, jumlah paket pekerjaan di organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipimpin mencapai 400 paket.

Dengan banyaknya paket proyek, Agung tidak berharap terjadi keterlambatan seperti tahun lalu.

Baca Juga :  Proyek Revitalisasi Molor, DPUPR Beri Tambahan Waktu 50 Hari

‘’Tahun ini, Februari sudah mulai masuk lelang. Harapannya, awal Maret sebagian sudah bisa mulai pengerjaan, doakan bisa terlaksana,’’ imbuhnya.

Untuk bisa melelang lebih awal, pejabat asal Kecamatan Bangilan itu akan melakukan perencanaan proyek lebih awal. Apalagi, salah satu penyebab keterlambatan proyek tahun lalu, seperti rest area, GOR, alun-alun, dan Pantai Boom juga karena lambatnya perencanaan. Hal itu yang menjadilan lelang proyek baru dimulai Juni.

Terlebih, proyek yang dianggarkan pada perubahan APBD (PAPBD) kebanyakan mengalami kemoloran.

Bukan hanya molor. Dampak lambatnya perencanaan juga menyebabkan beberapa proyek mengalami gagal lelang, karena mepetnya waktu lelang dengan akhir tahun, sehingga tidak ada yang melakukan penawaran.

‘’Untuk anggaran yang gagal lelang atau pekerjaan yang tidak diselesaikan, uangnya akan menjadi silpa. Selanjutnya di PAPBD bisa dianggarkan lagi,’’ pungkasnya. (fud/ds)

Radartuban.jawapos.com–Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky kembali memprioritaskan anggaran pembangunan fisik. Tahun ini, sedikitnya dibangun 400 paket jembatan, jalan, bangunan, dan infrastruktur lain.

Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi mengatakan, proyek yang paling besar menyerap anggaran adalah pembangunan gedung baru RSUD dr R. Koesma Tuban dan Jembatan Glendeng. Total anggaran kedua proyek tersebut Rp 93 miliar. Rinciannya, RSUD Rp 60 miliar dan Jembatan Glendeng Rp 33 miliar.

Kedua paket pekerjaan dengan anggaran fantastis tersebut, menurut Agung, sapaannya, dilelang lebih cepat agar pembangunan bisa dilakukan lebih awal. Terlebih gedung baru RSUD akan dibangun lima lantai.

‘’Sebenarnya, pembangunan sudah 2022 lalu, tapi karena pertimbangan waktu yang mepet jadi ditunda dan tahun ini harus selesai,’’ terangnya.

Bukan hanya proyek yang bernilai besar saja yang akan dilelang lebih cepat. Tahun ini, pihaknya juga menargetkan lelang proyek lain lebih awal. Pertimbangannya, jumlah paket pekerjaan di organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipimpin mencapai 400 paket.

- Advertisement -

Dengan banyaknya paket proyek, Agung tidak berharap terjadi keterlambatan seperti tahun lalu.

Baca Juga :  Proyek Revitalisasi Molor, DPUPR Beri Tambahan Waktu 50 Hari

‘’Tahun ini, Februari sudah mulai masuk lelang. Harapannya, awal Maret sebagian sudah bisa mulai pengerjaan, doakan bisa terlaksana,’’ imbuhnya.

Untuk bisa melelang lebih awal, pejabat asal Kecamatan Bangilan itu akan melakukan perencanaan proyek lebih awal. Apalagi, salah satu penyebab keterlambatan proyek tahun lalu, seperti rest area, GOR, alun-alun, dan Pantai Boom juga karena lambatnya perencanaan. Hal itu yang menjadilan lelang proyek baru dimulai Juni.

Terlebih, proyek yang dianggarkan pada perubahan APBD (PAPBD) kebanyakan mengalami kemoloran.

Bukan hanya molor. Dampak lambatnya perencanaan juga menyebabkan beberapa proyek mengalami gagal lelang, karena mepetnya waktu lelang dengan akhir tahun, sehingga tidak ada yang melakukan penawaran.

‘’Untuk anggaran yang gagal lelang atau pekerjaan yang tidak diselesaikan, uangnya akan menjadi silpa. Selanjutnya di PAPBD bisa dianggarkan lagi,’’ pungkasnya. (fud/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img