Darmono, salah satu sopir truk dari arah Rembang tujuan Paciran yang terjebak rayapan lalu lintas di Jalan Suhat mengaku terheran-heran. Dia sebelumnya tak mengerti ada rekayasa lalin uji coba JLS di terapkan Pemkab Tuban. Itu karena, dia belum bergabung dalam grup Whatsapp sopir truk biasa me lintasi Bumi Ronggolawe.
‘’Sehingga tak tahu informasinya,’ ujar sopir asal Jember itu.
Menanggapi ketidaktahuannya, wartawan koran ini memberikan sosialisasi mengenai rekayasa lalin uji coba JLS. Begitu paham, sontak pengemudi truk berpelat P (Jember) bermuatan pupuk itu mengeluh.
Dia menyebut, rekayasa lalin yang diterapkan Pemkab Tuban saat uji coba JLS ini tidak ideal. Sebab, ketika sudah keluar dari JLS di pintu timur harus memutar menuju ke arah barat melintasi Jalan Manunggal. Baru setelah itu melintasi jalan raya Tuban-Paciran.
‘’Kalau tak bisa masuk perkotaan, tapi setelah sampai timur JLS harus kembali memutar lagi ke barat menuju Jalan Manunggal, ini sangat berat (keberatan, Red),’’ ujarnya.
Kasidan, sopir truk lain dari arah Rembang tujuan Paciran juga berpendapat serupa dengan Darmono. Dia berharap, ada opsi lain. Daripada memutar lagi menuju arah kota melintasi Jalan Manunggal, lebih baik jalur vitalnya dipindah ke Jalan Pakah-Rembes, sehingga tidak perlu memutar.
‘’Atau arah Tunah-Pusri,’’ jelasnya.
Pun dari arah sebaliknya—Paciran-Tuban. Tidak perlu melewati Jalan Manunggal, tapi cukup potong kompas dari Jalan Rembes-Pakah atau Pusri-Tuban, sehingga bisa lang sung masuk JLS dari pintu timur. (sab/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.