TUBAN, Radar Tuban – Beroperasinya Jembatan Kanor—Rengel (KaRe) awal 2022 memunculkan masalah baru. Masalah tersebut adalah rusaknya beberapa ruas jalan desa di Kecamatan Rengel. Utamanya jalan Desa Rengel—Ngadirejo.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, Camat Rengel Eko Wardono mengakui kerusakan jalan poros desa di wilayahnya dipicu jembatan baru tersebut.
Dia menyampaikan, kerusakan jalan poros desa tersebut dimulai sejak pengerjaan konstruksi Jembatan KaRe pada 2021. Selama berlangsung pengerjaan, truk-truk bertonase berat yang mengangkut material jembatan melewati jalan poros desa.
Kondisi tersebut, kata Eko, panggilan akrabnya diperparah dengan cuaca hujan.
Setelah jembatan sepanjang 210 meter tersebut diresmikan pada 12 Januari lalu, kata dia, kerusakan jalan poros desa kian parah. Itu karena truk-truk bermuatan berat lebih sering melintas. Termasuk truk pengangkut hasil galian C dari Tuban ke Bojonegoro.
Terkait kerusakan jalan poros desa di wilayahnya, kata dia, pada 2022 pemkab merencanakan pemeliharaan.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPUPR) Tuban, kata mantan ajudan bupati ini, pemeliharaan jalan di wilayah tersebut direncanakan sekitar April 2022.
Ruas jalan yang diperbaiki meliputi Desa Rengel—Ngadirejo. Persisnya mulai pertigaan Wisata Gua Ngerong ke selatan hingga ke Jembatan KaRe.
”Kalau tidak keliru, anggaran pemeliharaan jalan desa tersebut sekitar Rp 3,4 miliar bersumber dari APBD,” ujarnya.
Lebih lanjut camat yang dilantik pada 9 Januari 2022 ini memastikan realisasi pemeliharaan jalan tersebut pada tahun ini. Terkait rencana tersebut, kata Eko, pihaknya dan pemerintah desa setempat telah melakukan upaya solutif untuk meminimalisasi kerusakan. Salah satunya menguruk jalan rusak dengan pedel.
Hal tersebut, kata dia, cukup bermanfaat. Paling tidak mampu mengurangi keparahan kerusakan jalan.
”Kami berharap masyarakat bersabar dulu. Semua membutuhkan proses,” ujarnya. (sab/ds)