28.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Musim Penghujan, Penderas Legen Cemas

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Musim penghujan telah tiba. Bagi petani, ini adalah musim penuh berkah. Namun, bagi penderas legen, musim hujan adalah kecemasan. Cemas karena tak lagi leluasa menderas.

Kardono, penderas legen asal Dusun Pajeksan, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Palang mengatakan, tiap kali musim hujan seperti saat ini produktivitas legen yang disadap menurun drastis.

‘’Di musim kemarau, biasanya per hari bisa dapat 60 liter per hari. Di musim penghujan seperti sekarang, tinggal setengahnya, 30 liter-an,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban di kebunnya kemarin (17/10).

Pria karib disapa Goni ini mengemukakan, selain produktivitas legen diperoleh berkurang, kualitas rasa legen disadapnya dari pohon bogor pada musim penghujan ini turut berkurang. Sebab, wadah sadapan nira turut terisi air hujan.

Baca Juga :  Legen, Berkah di Bulan Ramadan

Menyikapi keadaan musim kurang berpihak pada penderas legen ini, dia mengaku, siap rugi tenaga.

‘’Memanjat pohon bogor pagi dan sore, tapi hasil legennya tidak maksimal, itu kan kerugian,’’ tandasnya.

Disinggung soal rugi materiil, penderas nira berusia 35 tahun ini mengaku tidak terlalu. Dengan kualitas rasa legen kurang mantap saat musim penghujan, dia hanya menjualnya Rp 10 ribu per botol ukuran satu setengah liter. Itu beda jauh dengan harga jual legen berkualitas tinggi berkemasan sama ketika musim kemarau yang dipatoknya Rp 15 ribu.

‘’Tidak berani jual mahal-mahal, tidak enak kalau pembelinya tidak puas,’’ imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Pengembangan Sarana Pertanian Dinas Keta hanan Pangan Pertanian dan Perikanan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian  Perikanan (DKKP3) Tuban Linggo Indarto membenarkan produktivitas maupun kualitas rasa legen mengalami penurunan ketika musim penghujan.

Baca Juga :  Kembalikan Hak Paten Legen ke Tuban

‘’Sebagain besar tanaman dari keluarga palem memang tidak bisa membuahkan hasil terbaik saat musim penghujan. Kalau terus diguyur hujan, hasil buah maupun niranya tidak  maksimal,’’ tandasnya.

Pria kelahiran Ponorogo ini mengimbau, penderas legen mengolah hasil derasannya menjadi gula padat saja. Pengolahan menjadi bahan pemanis padat ini, kata Linggo, lebih ideal ketimbang legen dijual sebagai minuman ala kadarnya.

‘’Dengan mengolah legen menjadi gula, paling tidak kualitas rasa legen yang kurang baik saat musim penghujan, bisa terselamatkan. Bisa dicampuri bahan pemanis alami lain semisal gula merah atau gula batu,’’ ujar mantan Kepala Seksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu. (sab/tok)

Radartuban.jawapos.com – Musim penghujan telah tiba. Bagi petani, ini adalah musim penuh berkah. Namun, bagi penderas legen, musim hujan adalah kecemasan. Cemas karena tak lagi leluasa menderas.

Kardono, penderas legen asal Dusun Pajeksan, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Palang mengatakan, tiap kali musim hujan seperti saat ini produktivitas legen yang disadap menurun drastis.

‘’Di musim kemarau, biasanya per hari bisa dapat 60 liter per hari. Di musim penghujan seperti sekarang, tinggal setengahnya, 30 liter-an,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban di kebunnya kemarin (17/10).

Pria karib disapa Goni ini mengemukakan, selain produktivitas legen diperoleh berkurang, kualitas rasa legen disadapnya dari pohon bogor pada musim penghujan ini turut berkurang. Sebab, wadah sadapan nira turut terisi air hujan.

Baca Juga :  Rekayasa Lalin Uji Coba JLS Tewaskan Pelajar

Menyikapi keadaan musim kurang berpihak pada penderas legen ini, dia mengaku, siap rugi tenaga.

- Advertisement -

‘’Memanjat pohon bogor pagi dan sore, tapi hasil legennya tidak maksimal, itu kan kerugian,’’ tandasnya.

Disinggung soal rugi materiil, penderas nira berusia 35 tahun ini mengaku tidak terlalu. Dengan kualitas rasa legen kurang mantap saat musim penghujan, dia hanya menjualnya Rp 10 ribu per botol ukuran satu setengah liter. Itu beda jauh dengan harga jual legen berkualitas tinggi berkemasan sama ketika musim kemarau yang dipatoknya Rp 15 ribu.

‘’Tidak berani jual mahal-mahal, tidak enak kalau pembelinya tidak puas,’’ imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Pengembangan Sarana Pertanian Dinas Keta hanan Pangan Pertanian dan Perikanan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian  Perikanan (DKKP3) Tuban Linggo Indarto membenarkan produktivitas maupun kualitas rasa legen mengalami penurunan ketika musim penghujan.

Baca Juga :  TPS di Tuban Berpotensi Bertambah

‘’Sebagain besar tanaman dari keluarga palem memang tidak bisa membuahkan hasil terbaik saat musim penghujan. Kalau terus diguyur hujan, hasil buah maupun niranya tidak  maksimal,’’ tandasnya.

Pria kelahiran Ponorogo ini mengimbau, penderas legen mengolah hasil derasannya menjadi gula padat saja. Pengolahan menjadi bahan pemanis padat ini, kata Linggo, lebih ideal ketimbang legen dijual sebagai minuman ala kadarnya.

‘’Dengan mengolah legen menjadi gula, paling tidak kualitas rasa legen yang kurang baik saat musim penghujan, bisa terselamatkan. Bisa dicampuri bahan pemanis alami lain semisal gula merah atau gula batu,’’ ujar mantan Kepala Seksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban itu. (sab/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img