Soesilo mengemukakan, sebelas rumah warga terendam rinciannya empat unit di Desa Ngadipuro, jumlah yang sama di Desa Patihan, tiga unit di Desa Simorejo.
Kesebelas rumah ini terendam sebab lokasinya sangat dekat dengan Bengawan Solo dan pondasinya tak cukup tinggi.
Sementara, para penghuni kesebelas rumah terdampak banjir tersebut mengungsi ke rumah kerabat yang aman.
‘’Ada pula warga yang tetap bertahan di rumahnya yang kebanjiran,’’ imbuh camat kelahiran 1968 itu.
Dia mengungkapkan, sampai kemarin sore fatalitas banjir rendah. Sehingga penangannya belum intensif. Masih sosialisasi, edukasi, dan antisipasi level dasar atau awal.
‘’Bila nanti fatalitas banjir meninggi, penangan akan lebih intens. Warga bertahan di rumah kebanjiran akan dievakuasi. Pos pengungsian disiapkan berkoordinasi dengan pemerintah desa bersangkutan,’’ tegas Mantan Plt Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana (DispemasKB) Tuban itu.
Tepisah, Sumani, salah satu petani di Desa Kanor, Kecamatan Rengel mengabarkan kondisi hampir sama. Di desanya, banjir merendam sekitar 20 hektar lahan persawahan. Beruntung, sebagian tak bertanaman karena baru saja alami masa panen beberapa waktu lalu.
Petani 58 tahun ini menyampaikan, lahan pertaniannya direndam banjir sejak Kamis (16/2). Ketinggian airnya 30—50 meter.
Hingga kemarin sore (18/2) masih terendam, namun airnya terbilang sudah surut.
Soesilo mengemukakan, sebelas rumah warga terendam rinciannya empat unit di Desa Ngadipuro, jumlah yang sama di Desa Patihan, tiga unit di Desa Simorejo.
Kesebelas rumah ini terendam sebab lokasinya sangat dekat dengan Bengawan Solo dan pondasinya tak cukup tinggi.
Sementara, para penghuni kesebelas rumah terdampak banjir tersebut mengungsi ke rumah kerabat yang aman.
‘’Ada pula warga yang tetap bertahan di rumahnya yang kebanjiran,’’ imbuh camat kelahiran 1968 itu.
Dia mengungkapkan, sampai kemarin sore fatalitas banjir rendah. Sehingga penangannya belum intensif. Masih sosialisasi, edukasi, dan antisipasi level dasar atau awal.
- Advertisement -
‘’Bila nanti fatalitas banjir meninggi, penangan akan lebih intens. Warga bertahan di rumah kebanjiran akan dievakuasi. Pos pengungsian disiapkan berkoordinasi dengan pemerintah desa bersangkutan,’’ tegas Mantan Plt Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluarga Berencana (DispemasKB) Tuban itu.
Tepisah, Sumani, salah satu petani di Desa Kanor, Kecamatan Rengel mengabarkan kondisi hampir sama. Di desanya, banjir merendam sekitar 20 hektar lahan persawahan. Beruntung, sebagian tak bertanaman karena baru saja alami masa panen beberapa waktu lalu.
Petani 58 tahun ini menyampaikan, lahan pertaniannya direndam banjir sejak Kamis (16/2). Ketinggian airnya 30—50 meter.
Hingga kemarin sore (18/2) masih terendam, namun airnya terbilang sudah surut.