Sampai jumpa di bulan Ramadan tahun depan. Selesai sudah Safari Ramadan yang dilaksanakan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE. dan wabup Riyadi, SH. Banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dari agenda di Bulan Suci tersebut. Selain mempererat tali silaturahmi dan semakin dekat dengan masyarakat, juga untuk menyerap aspirasi sekaligus menyamakan persepsi dalam membangun Kabupaten Tuban dengan konsep kolaboratif.
——————-
TIDAK ada kecamatan yang terlewatkan dalam lawatan Safari Ramadan Bupati Aditya Halindra Faridzky dan Wakil Bupati Riyadi tahun ini. Genap sudah 20 kecamatan dikunjungi. Banyak kenangan dan momen istimewa sepanjang safari.
Kedekatan antara bupati-wakil bupati dengan masyarakat begitu terasa saat Safari Ramadan berlangsung. Tak ada sekat, tak ada beda antara yang memimpin dan yang dipimpin. Dengan kebersamaan itu, semua terasa indah.
Di setiap kunjungannya, Mas Bupati—sapaan akrab bupati, begitu dekat dengan masyarakat. Kehadiran pemimpin muda nan berkharisma ini selalu dinantikan.
Dalam setiap kesempatan Safari Ramadan, Mas Bupati selalu menekankan pentingnya membangun Kabupaten Tuban secara kolaboratif. Karena itu, agenda Safari Ramadan ini dimanfaatkan betul oleh Mas Bupati untuk melihat setiap potensi yang bisa dikembangkan dan permasalahan yang harus diselesaikan secara bersama-sama.
Dengan demikian, semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam membangun Kabupaten Tuban.
Pemberian insentif guru TPQ misalnya. Proses pendataan guru-guru TPQ yang berhak mendapat insentif tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah desa. Sebab, pemerintah desa lah yang tahu persis mana saja guru TPQ yang berhak menerima insentif.
Mas Bupati menegaskan data menjadi hal yang amat penting dalam menentukan kebijakan yang tepat dan sesuai peruntukan.
‘’Berdasar hasil survei, guru TPQ di Tuban ini lebih dari 10 ribu. Inilah pentingnya data–untuk memastikan agar setiap guru TPQ mendapat hak yang sama,’’ tuturnya yang menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama.
Sebagaimana diketahui, Bupati Lindra memiliki kepedulian tinggi terhadap guru-guru TPQ. Total sekitar 10.295 guru TPQ dari 1.355 lembaga yang akan menerima insentif Rp 200 per bulan dari pemkab. Dan, itu sudah menjadi komitmen Mas Bupati ke depan bahwa insentif guru-guru ngaji ini akan terus ditingkatkan.
Dalam kesempatan yang sama, Mas Bupati juga mengungkapkan bahwa Safari Ramadan juga sebagai media untuk “belanja masalah” di setiap kecamatan yang dikunjungi. Artinya, kegiatan safari ini juga benar-benar dimanfaatkan untuk menginventarisir setiap masalah yang dihadapi masyarakat, lalu dicarikan solusi bersama.
‘’(Melalui Safari Ramadan ini, Red) saya ingin mengajak seluruh jajaran pimpinan OPD, camat, dan BUMD (badan usaha milik daerah) untuk melihat, mendengar, dan merasakan secara langsung apa yang terjadi di akar rumput. Harapannya, bisa bersama-sama mencarikan solusi,’’ tutur bupati muda yang genap berusia 30 tahun pada 15 April lalu tersebut.
Mas Bupati juga tak lupa mengingatkan pentingnya common goals atau tujuan bersama dalam mewujudkan program OVOP (one village one product). Dia menegaskan, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi yang kuat dalam merealisasikan OVOP.
‘’Ini adalah tanggung jawab kita bersama, pemerintah daerah dan pemerintah desa. Pemkab siap mendukung penuh setiap potensi yang ada di desa masing-masing, baik dukungan secara infrastruktur maupun promosi,’’ tuturnya.
Di bidang infrastruktur, Mas Bupati juga memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan infrastruktur. Namun, disampaikan bupati muda yang hobi olahraga ini, ada aturan-aturan yang harus dilalui sebelum pembangunan dikerjakan.
Karenanya pembangunan tidak bisa seketika dilakukan. Kebijakan refocusing anggaran misalnya. Ketika sudah menjadi aturan dari pemerintah pusat, maka pemerintah daerah harus mengikuti dan turut melakukan refocusing anggaran. Tidak sedikit, pembangunan yang sudah direncanakan pun terkadang gagal dikerjakan, termasuk perbaikan jalan.
‘’Bukannya (jalan rusak, Red) tidak dibangun, tapi memang ada yang harus diselesaikan secara administrasi. Tapi, insya Allah antara April sampai Mei ini semua sudah bisa mulai dikerjakan,’’ tuturnya menjawab keluhan masyarakat terkait jalan yang masih rusak dan belum diperbaiki.
Dari setiap persoalan yang ada tersebut, terang Mas Bupati, semua harus diselesaikan secara kolaborasi. Ketika ada kendala dalam pembangunan yang berhubungan dengan administrasi, pemerintah desa juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjelaskan kepada masyarakat.
‘’Ketika semua saling kolaborasi, insya Allah selalu ada kemudahaan untuk membangun Kabupaten Tuban yang lebih baik,’’ tandasnya.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan) Tuban Arif Handoyo mengungkapkan, banyak kegiatan yang dilakukan selama Safari Ramadan berlangsung. Mulai penyerahan insentif kepada guru-guru TPQ, pemberian bantuan sembako kepada warga kurang mampu, marbot atau penjaga masjid, buruh tani, buruh panggul, nelayan, hingga orang-orang yang selama ini seakan terlupakan, seperti penggali makam. Dan, masih banyak lagi bantuan yang diberikan kepada yang membutuhkan.
‘’Alhamdulillah, seluruh kegiatan Safari Ramadan berjalan lancar dan banyak manfaat yang dapat dipetik untuk dijadikan sandaran pengambilan kebijakan dalam membangunan Kabupaten Tuban yang lebih baik,’’ tegasnya. (tok/ds)