Kepala kerbau tersebut sebagai sesaji untuk dilabuhkan ke puncak Gunung Merapi atau tepatnya di lokasi Pasar Bubrah sejauh sekitar empat kilometer dari Joglo Merapi.
Namun, karena status Merapi sedang level tiga maka dilaksanakan hanya sekitar dua Km dari Joglo Merapi 1 atau sesuai anjuran dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM).
Upacara tradisi labuh kerbau dan sedekah gunung berupa gunungan hasil bumi setelah dilakukan doa bersama kemudian dibawa oleh 10 orang tokoh masyarakat dan kelompok relawan untuk melarungkan ke lereng Merapi.
Selain itu, ribuan warga yang mengikuti upacara ritual itu, juga disajikan seni budaya dan gelaran wayang kulit.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Boyolali Budi Prasetyaingsih mengatakan kegiatan upacara ritual sedekah Metapi yang digelar warga lereng Merapi tersebut dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk tanda syukur dan terima kasih warga Lereng Merapi Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena diberikan kemakmuran dan bisa bercocok tanam dan lainnya di lereng Merapi.
Selain itu, warga juga mengirim doa kepada leluhur supaya kehidupan di Gunung Merapi lebih tentram dan sejahtera. Pada sektor pariwisata kegiatan upacara ritual suatu budaya yang perlu dilestarikan dan nguri-nguri budaya serta untuk menarik para wisatawan untuk hadir di daerah ini.
Bupati Boyolali M Said Hidayat yang hadir dalam acara tersebut mengatakan acara ritual Sedekah Gunung Merapi di Desa Lencoh Kecamatan Selo bertepatan malam 1 Sura ini, sebagai tanda syukur masyarakat di lereng Merapi atas berkah dan perlindungan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga mereka hidup tentram dan sejahtera.
Kegiatan dilakukan, kata M Said, dalam rangka bagaimana seperti halnya para sesepuh dulu mengajarkan untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya, tradisi, dan mengajarkan kearifan lokal untuk terus dilestarikan. Warga Merapi dengan kearifan lokal diajarkan bagaimana harus selalu dekat dengan Tuhan YME, sesama dan alam.
Kendati demikian, Bupati mengimbau agar masyarakat lereng Merapi tetap menjaga dan melestarikan tradisi tersebut sebagai kearifan lokal yang dapat menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun dari mancanegara. (*)
Sumber: ANTARA
—————————————————————-
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.