Radartuban.jawapos.com – Jatah bahan bakar minyak (BBM) solar untuk Tuban tidak akan cukup hingga akhir tahun. Jatah BBM untuk mesin diesel ini diprediksikan hanya cukup sampai Oktober. Praktis, jika prediksi ini benar, maka pada September-Desember nanti akan terjadi kelangkaan solar di Tuban.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil menengah dan perda gangan (Diskopukmdag) Agus Wijaya mengatakan, dengan perkiraan jatah solar untuk Tuban akan habis pada Oktober, maka tidak ada opsi lain kecuali mengajukan alokasi tambahan kepada Pertamina.
‘’Sudah kami antisipasi, dan sebelum Oktober nanti akan mengajukan tambahan alokasi
solar, supaya tidak kehabisan solar,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Menurut Agus, kekurangan jatah alokasi itu bukan hanya di Tuban saja, tetapi hampir di semua daerah, utamanya di Pulau Jawa. Penyebabnya, tahun ini alokasi solar dibatasi Pertamina. Berapa kira-kira tambahan alokasi yang akan diajukan? Agus mengaku belum menghitung secara pasti berapa jatah tambahan yang akan diajukan.
‘’Sebelum mengajukan (tambahan alokasi, Red) kami akan meminta data alokasi solar Tuban selama 2022 dulu. Baru setelah itu mengajukan tambahan alokasi,’’ katanya sekaligus mengungkapkan bahwa selama ini belum ada data alokasi BBM untuk Tuban yang diterima institusinya.
Disinggung perihal kelangkaan solar yang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir ini, Agus menyampaikan bahwa kelangkaan solar yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan adanya cek ulang kondisi mobil tangki milik Pertamina pasca kecelakaan mobil tangki Pertamina beberapa waktu lalu.
Apakah isu perihal jatah solar yang hanya cukup hingga Oktober nanti, juga turut mempengaruhi kelangkaan belakangan ini? ‘’Tidak ada hu bungannya. (Keterbatasan stok belakangan ini, Red) hanya masalah distribusi saja,’’ tandasnya.
Hanya saja, terang mantan Kabag Humas dan Protokol Setda ini, pembelian BBM jenis solar memang dibatasi. ‘’Pembatasan ini kebijakan baru dari pemerintah,’’ terang dia. (fud/tok)