Radartuban.jawapos.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Tuban beberapa hari terakhir telah membawa dampak kerugian materill bagi masyarakat. Khususnya di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak dan Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Dua desa di pinggiran kota ini rutin menjadi langganan banjir.
Kiriman air dari hulu telah menyebabkan bah di dua desa tersebut. Selain menggenangi ratusan rumah, juga merendam puluhan hektare padi. Hingga kemarin (19/10) masih menyisakan banyak genangan di mana-mana.
‘’Jika nanti hujan lagi dan merendam lahan persawahan, hampir pasti petani gagal panen,’’ kata Dhohir, salah satu perangkat Desa Kapu.
Disampaikan Dhohir, untuk saat ini memang sudah surut. Tinggal menyisakan genangan di sebagian titik. Pun lahan persawahan yang terendam, juga sudah mulai surut. Namun, dengan potensi hujan yang masih akan terus mengguyur, ancaman bah mengakibatkan petani gagal panen sangat mungkin terjadi.
‘’Di Desa Kapu ini kurang lebih sekitar 10 hektare (lahan padi, Red) yang terancam gagal panen,’’ paparnya.
Di Desa Sumurgung, selain menggenangi sebagian rumah, bah merendam kurang lebih 5 hektare lahan persawahan. Meski belum sepenuhnya terendam, kondisi tanaman padi di 5 hektare lahan persawahan tersebut hampir pasti puso atau gagal panen. Sebab, rata-rata sudah roboh tersapu ban.
‘’Banjir kali ini sepertinya paling besar sejak beberapa tahun terakhir,’’ kata Camat Tuban Dani Ramdani.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padma mengungkapkan, potensi curah hujan tinggi masih akan terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Hujan lebat ini berpotensi membawa banjir bandang. Sebab, rata-rata lahan perbukitan sudah gundul, sehingga tidak ada resapan.
‘’Saat tidak ada resapan, maka air dari wilayah hulu akan langsung tumpah ke hilir, sehingga menyebabkan banjir bandang. Beda kalau banyak lahan resapan, air dari perbukitan tidak akan langsung tumpah ke bawah,’’ katanya memperingatkan. (fud/tok)