28.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Banjir Sekali Lagi, Puluhan Hektare Padi Terancam Puso

spot_img

Radartuban.jawapos.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Tuban beberapa hari terakhir telah membawa dampak kerugian materill bagi masyarakat. Khususnya di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak dan Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Dua desa di pinggiran kota ini rutin menjadi langganan banjir.

Kiriman air dari hulu telah menyebabkan bah di dua desa tersebut. Selain menggenangi ratusan rumah, juga merendam puluhan hektare padi. Hingga kemarin (19/10) masih menyisakan banyak genangan di mana-mana.

‘’Jika nanti hujan lagi dan merendam lahan persawahan, hampir pasti petani gagal panen,’’ kata Dhohir, salah satu perangkat Desa Kapu.

Disampaikan Dhohir, untuk saat ini memang sudah surut. Tinggal menyisakan genangan di sebagian titik. Pun lahan persawahan yang terendam, juga sudah mulai surut. Namun, dengan potensi hujan yang masih akan terus mengguyur, ancaman bah mengakibatkan petani gagal panen sangat mungkin terjadi.

Baca Juga :  Lolos Kualifikasi, Tim Barongsai Tuban Siap Bertanding di PON XXI Aceh, Sumatera Utara

‘’Di Desa Kapu ini kurang lebih sekitar 10 hektare (lahan padi, Red) yang terancam gagal panen,’’ paparnya.

Di Desa Sumurgung, selain menggenangi sebagian rumah, bah merendam kurang lebih 5 hektare lahan persawahan. Meski belum sepenuhnya terendam, kondisi tanaman padi di 5 hektare lahan persawahan tersebut hampir pasti puso atau gagal panen. Sebab, rata-rata sudah roboh tersapu ban.

‘’Banjir kali ini sepertinya paling besar sejak beberapa tahun terakhir,’’ kata Camat Tuban Dani Ramdani.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padma mengungkapkan, potensi curah hujan tinggi masih akan terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Hujan lebat ini berpotensi membawa banjir bandang. Sebab, rata-rata lahan perbukitan sudah gundul, sehingga tidak ada resapan.

Baca Juga :  Bupati: Penanganan Banjir Perlu Peran Serta Masyarakat

‘’Saat tidak ada resapan, maka air dari wilayah hulu akan langsung tumpah ke hilir, sehingga menyebabkan banjir bandang. Beda kalau banyak lahan resapan, air dari perbukitan tidak akan langsung tumpah ke bawah,’’ katanya memperingatkan. (fud/tok)

Radartuban.jawapos.com – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Tuban beberapa hari terakhir telah membawa dampak kerugian materill bagi masyarakat. Khususnya di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak dan Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban. Dua desa di pinggiran kota ini rutin menjadi langganan banjir.

Kiriman air dari hulu telah menyebabkan bah di dua desa tersebut. Selain menggenangi ratusan rumah, juga merendam puluhan hektare padi. Hingga kemarin (19/10) masih menyisakan banyak genangan di mana-mana.

‘’Jika nanti hujan lagi dan merendam lahan persawahan, hampir pasti petani gagal panen,’’ kata Dhohir, salah satu perangkat Desa Kapu.

Disampaikan Dhohir, untuk saat ini memang sudah surut. Tinggal menyisakan genangan di sebagian titik. Pun lahan persawahan yang terendam, juga sudah mulai surut. Namun, dengan potensi hujan yang masih akan terus mengguyur, ancaman bah mengakibatkan petani gagal panen sangat mungkin terjadi.

Baca Juga :  Dampak La Nina Hujan Ringan Masih Sering Turun, Prediksi Hingga Awal 2023

‘’Di Desa Kapu ini kurang lebih sekitar 10 hektare (lahan padi, Red) yang terancam gagal panen,’’ paparnya.

- Advertisement -

Di Desa Sumurgung, selain menggenangi sebagian rumah, bah merendam kurang lebih 5 hektare lahan persawahan. Meski belum sepenuhnya terendam, kondisi tanaman padi di 5 hektare lahan persawahan tersebut hampir pasti puso atau gagal panen. Sebab, rata-rata sudah roboh tersapu ban.

‘’Banjir kali ini sepertinya paling besar sejak beberapa tahun terakhir,’’ kata Camat Tuban Dani Ramdani.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban Zem Irianto Padma mengungkapkan, potensi curah hujan tinggi masih akan terus berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Hujan lebat ini berpotensi membawa banjir bandang. Sebab, rata-rata lahan perbukitan sudah gundul, sehingga tidak ada resapan.

Baca Juga :  Kawasan Wisata Boom Bakal Direvitalisasi Tahun Ini

‘’Saat tidak ada resapan, maka air dari wilayah hulu akan langsung tumpah ke hilir, sehingga menyebabkan banjir bandang. Beda kalau banyak lahan resapan, air dari perbukitan tidak akan langsung tumpah ke bawah,’’ katanya memperingatkan. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img