TUBAN, Radar Tuban – Sebagian nelayan di pesisir pantai utara (pantura) Tuban nekat melaut. Mereka mengabaikan peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi lima hari ke depan ombak Laut Jawa setinggi 1 –2,5 meter sangat membahayakan bagi nelayan.
Alasan nelayan tetap sikukuh melaut karena saat ini sedang musim ikan teri. Potensi ini yang tidak ingin mereka dilewatkan, meski harus bertaruh nyawa.
Ketua Rukun Nelayan (RN) Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban Ahmad Khusnul Abidin mengatakan, cuaca di laut bisa berubah-ubah. ”Sewaktu-waktu bisa saja normal dan mencekam,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Untuk meminimalisasi risiko, kata dia, setiap berangkat melaut, nelayan selalu memprediksi terjadinya angin kencang dan ombak besar. Karena itu, waktu yang dipilih untuk berangkat adalah petang hari, menjelang Magrib dan pulang tengah malam sekitar pukul 24.00.
Selain itu, jarak melaut juga tidak terlalu jauh. ‘’Hanya sekitar 2 mil dari bibir pantai,’’ ujarnya. Jika prediksi nelayan meleset, kata Khusnul, bahaya mengancam.
Kepala  BMKG Tuban Zem Irianto Padma  mengatakan, cuaca maritim saat ini masih belum aman. Diperkirakan lima hari ke depan hingga 25 Januari, kondisi gelombang Laut Jawa, termasuk perairan Tuban – Lamongan cukup tinggi. Berkisar 1-2,5 meter. 葬Saat ini masih musim penghujan jadi peluang terjadinya hujan sangat besar sekali. Biasanya disertai angin kencang,鋳 ujarnya.
Karena cuaca tak bersahabat, dia mengimbau nelayan untuk sementara tidak melaut. Terutama bagi perahu maupun kapal yang bertonase kecil. (fud/ds)