Rerata, lanjut Sugeng, masyarakat enggan bertransmigrasi lantaran khawatir tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan daerah tujuan transmigrasi.
Ditegaskan mantan Camat Senori itu, siapa saja yang menjadi transmigran pasti diasuh pemerintah selama sekian tahun pertama.
Soal adaptasi, kiranya juga tidak sulit. Sebab sebelum diberangkatkan, para transmigran terlebih dulu dilatih hingga dibekali pengetahuan dan uang.
Lebih lanjut, pejabat kelahiran 1967 ini memperkirakan, kuota transmigrasi bakal diterima Kabupaten Tuban pada 2023 ini tiga kepala keluarga (KK). Perkiraan ini berdasarkan kuota diterima 2022.
Dia menyebut, betapapun sulit mencari calon transmigran, disnakerperin akan selalu berupaya memenuhi kuota tersebut.
Demi memperbesar potensi meningkatnya kesejahteraan calon transmigran di tempat transmigrasi dan mendukung suksesnya program pemerintah pusat.
Untuk diketahui, 2022 kemarin kuota transmigrasi diterima Kabupaten Tuban jumlahnya tiga KK. Keluarga Padi, Pargi, dan Mustofa ditetapkan sebagai penerima. Sebab, ketiga KK berasal dari Kecamatan Parengan dan Semanding itu terbukti berekonomi lemah serta memenuhi ragam syarat bertransmigrasi.
Pada akhir Oktober 2022, mereka diberangkatkan Pemprov Jawa Timur. Bertolak dari Bandara Juanda Sidoarjo menuju daearah transmigrasi di Kawasan Asinua/Routa, Kecamatan Lotama, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. (sab/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.