TUBAN, Radar Tuban – Hari Raya Idul Fitri tak lepas dari kebiasaan masyarakat bagi-bagi angpao Lebaran. Hal ini yang memicu bank terus dibanjiri nasabah yang melakukan penukaran uang pecahan kecil selama Ramadan. Di Bank BNI mislanya. Dua pekan sejak jasa penukaran uang dibuka, transaksi uang baru sudah lebih dari Rp 5 miliar.
Pemimpin Cabang BNI Tuban Samsul Arief mengatakan, sejak dibuka pekan lalu, antrean penukaran uang membeludak. Saking membludaknya, pihak bank pun terpaksa membatasi pelayanan dan nominal uang yang ditukar agar bisa terbagi rata.
‘’Sejak layanan penukaran uang dibuka dua pekan lalu, droping uang baru sudah tiga kali dan selalu habis. Sampai saat ini, transaksi penukaran uang pecahan sudah lebih dari Rp 5 M,’’ ungkap dia.
Banker kelahiran Tuban ini mengatakan, pecahan Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu menjadi pecahan yang paling banyak dicari. Sehingga sudah habis sejak pekan pertama layanan tukar uang dibuka. Sedangkan pecahan Rp 20 ribu dan Rp 10 ribu menjadi pilihan kedua saat pecahan yang lebih kecil ludes.
‘’Pasokan uang pecahan kecil sudah menipis, jika tidak ada droping lagi berarti pelayanan ditutup terakhir besok (hari ini, Red),’’ tuturnya.
Arief mengatakan, penukaran uang pecahan baru selama ini didominasi oleh masyarakat dan karyawan perusahaan. Tingginya angka penukaran uang tersebut bisa disimpulkan menjadi tanda perekonomian masyarakat yang mulai pulih. Sebab penukaran uang pecahan kecil sejak dua tahun terakhir belum pernah setinggi tahun ini.
‘’Maka dari itu transaksi kami batasi agar bisa terbagi rata,’’ tandasnya. (yud/tok)
TUBAN, Radar Tuban – Hari Raya Idul Fitri tak lepas dari kebiasaan masyarakat bagi-bagi angpao Lebaran. Hal ini yang memicu bank terus dibanjiri nasabah yang melakukan penukaran uang pecahan kecil selama Ramadan. Di Bank BNI mislanya. Dua pekan sejak jasa penukaran uang dibuka, transaksi uang baru sudah lebih dari Rp 5 miliar.
Pemimpin Cabang BNI Tuban Samsul Arief mengatakan, sejak dibuka pekan lalu, antrean penukaran uang membeludak. Saking membludaknya, pihak bank pun terpaksa membatasi pelayanan dan nominal uang yang ditukar agar bisa terbagi rata.
‘’Sejak layanan penukaran uang dibuka dua pekan lalu, droping uang baru sudah tiga kali dan selalu habis. Sampai saat ini, transaksi penukaran uang pecahan sudah lebih dari Rp 5 M,’’ ungkap dia.
Banker kelahiran Tuban ini mengatakan, pecahan Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu menjadi pecahan yang paling banyak dicari. Sehingga sudah habis sejak pekan pertama layanan tukar uang dibuka. Sedangkan pecahan Rp 20 ribu dan Rp 10 ribu menjadi pilihan kedua saat pecahan yang lebih kecil ludes.
‘’Pasokan uang pecahan kecil sudah menipis, jika tidak ada droping lagi berarti pelayanan ditutup terakhir besok (hari ini, Red),’’ tuturnya.
- Advertisement -
Arief mengatakan, penukaran uang pecahan baru selama ini didominasi oleh masyarakat dan karyawan perusahaan. Tingginya angka penukaran uang tersebut bisa disimpulkan menjadi tanda perekonomian masyarakat yang mulai pulih. Sebab penukaran uang pecahan kecil sejak dua tahun terakhir belum pernah setinggi tahun ini.
‘’Maka dari itu transaksi kami batasi agar bisa terbagi rata,’’ tandasnya. (yud/tok)