RADAR TUBAN – Belum beroperasinya jalan lingkar selatan (JLS) menjadikan jalan tersebut sebagai salah satu sentra hiburan masyarakat. Sejumlah wahana hiburan pun terpusat di sepanjang ringroad. Salah satunya bus tayo atau kereta kelinci.
Khawatir beroperasinya bus tayo berlarut-larut dan berkembang pesat, Satlantas Polres Tuban sepekan terakhir mengambil tindakan.
Kemarin (20/6), satuan tersebut mengamankan empat bus tayo.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kanit Turjawali Satlantas Polres Tuban Ipda Kistelya Ray Patayama mengatakan, alasan disitanya empat bus tayo tersebut karena tidak sesuai spesifikasi.
Kistel, sapaan akrabnya menjelaskan, empat bus tayo tersebut merupakan modifikasi mobil Elf dan pikap.
‘’Boleh dimodifikasi, asalkan mengubah keterangan kendaraan di Samsat. Ini untuk menghindari kendaraan bodong yang disalahgunakan,’’ tegasnya.
Perwira lulusan Akpol 2022 itu mengatakan, empat bus tayo tersebut beroperasi mencari penumpang di sekitar JLS. Tarifnya Rp 15 ribu – Rp 20 ribu per orang untuk rute keliling sejauh 1 kilometer (km).
Selain dimodifikasi tidak sesuai spesifikasi, keamanan bus tayo juga patut dipertanyakan. Sebelum menelan korban, kata dia, petugas lebih dulu melakukan tindakan.
‘’Kendaraan seperti ini boleh beroperasi di lokasi pariwisata, bukan di jalan raya,’’ ujarnya.
RADAR TUBAN – Belum beroperasinya jalan lingkar selatan (JLS) menjadikan jalan tersebut sebagai salah satu sentra hiburan masyarakat. Sejumlah wahana hiburan pun terpusat di sepanjang ringroad. Salah satunya bus tayo atau kereta kelinci.
Khawatir beroperasinya bus tayo berlarut-larut dan berkembang pesat, Satlantas Polres Tuban sepekan terakhir mengambil tindakan.
Kemarin (20/6), satuan tersebut mengamankan empat bus tayo.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kanit Turjawali Satlantas Polres Tuban Ipda Kistelya Ray Patayama mengatakan, alasan disitanya empat bus tayo tersebut karena tidak sesuai spesifikasi.
Kistel, sapaan akrabnya menjelaskan, empat bus tayo tersebut merupakan modifikasi mobil Elf dan pikap.
- Advertisement -
‘’Boleh dimodifikasi, asalkan mengubah keterangan kendaraan di Samsat. Ini untuk menghindari kendaraan bodong yang disalahgunakan,’’ tegasnya.
Perwira lulusan Akpol 2022 itu mengatakan, empat bus tayo tersebut beroperasi mencari penumpang di sekitar JLS. Tarifnya Rp 15 ribu – Rp 20 ribu per orang untuk rute keliling sejauh 1 kilometer (km).
Selain dimodifikasi tidak sesuai spesifikasi, keamanan bus tayo juga patut dipertanyakan. Sebelum menelan korban, kata dia, petugas lebih dulu melakukan tindakan.
‘’Kendaraan seperti ini boleh beroperasi di lokasi pariwisata, bukan di jalan raya,’’ ujarnya.