Radartuban.jawapos.com – Sejak kemarin (21/11) siang, paku-paku yang menancap pada batang pohon di sepanjang Jalan Basuki Rachmat, Jalan WR Supratman, Jalan Pahlawan, hingga Jalan Brawijaya menghilang.
Itu setelah ratusan-pelajar dari lima SMA/SMK di Kabupaten Tuban mencabutinya. Momen tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Pohon Sedunia.
Dalam kegiatan prolingkungan yang diprakarsai Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban itu, ratusan pelajar tersebut didampingi personel TNI, satpol PP, dan polres setempat.
Kepala DLHP Tuban Bambang Irawan mengatakan, dilibatkannya para pelajar dalam kegiatan cabut paku di pohon tersebut untuk menanamkan nilai kepada generasi muda bahwa memaku pohon adalah tindakan yang tidak dibenarkan.
Paku yang ditancapkan di pohon, kata dia, bisa merusak tanaman tersebut. Itu karena dalam rentang waktu tertentu bisa membuat pohon mati.
‘’Kalau pohon mati, aset ber harga bagi keasrian lingkungan pun hilang,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (21/11).
Selain untuk penghijaun atau perindangan lingkungan, kata Bambang, keberadaan pohon amat berarti bagi biologis manusia. Itu karena pohon merupakan sumber oksigen.
Satu pohon seukuran sedang, seperti pohon penghijauan di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, menghasilkan 1,2 kilogram (kg) oksigen per hari. Sedangkan oksigen yang dibutuhkan manusia 0,5 kg per hari.
‘’Mengacu kalkulasi tersebut, tiap satu pohon meng hidupi dua orang. Betapa berartinya,’’ tegas ke tua Per satuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Tuban itu.
Lebih lanjut, Bambang menuturkan, aksi cabut paku di pohon yang dimelibatkan para pelajar diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap perilaku masyarakat umum untuk senantiasa menjaga dan merawat pohon.
‘’Jangan sekadar menanam (pohon, Red) lalu ditinggalkan begitu saja. Apalagi, tidak ikut atau pernah menanaman, namun merusak,’’ pungkasnya. (sab/ds)