”Menurut saya bisnis Pertashop ini masih menjanjikan. Meskipun harga BBM naik turun, tapi masih akan survive karena Pertashop ini dibutuhkan masyarakat dan keberadaan Pertashop ini bisa membantu usaha kecil,” tuturnya.
Tidak hanya berjualan BBM nonsubsidi, Ibnu juga melengkapi Pertashopnya dengan berjualan LPG nonsubsidi 5,5 Kg, menggandeng Bulog untuk berjualan sembako, membuka layanan perbankan Brilink, serta pos. Yang tidak kalah menarik, Ibnu juga membuka swalayan yang dibangun dengan konsep terbuka.
”Kalau konsumen bisa melihat apa saja produk yang dijual di swalayan, mereka akan tertarik. Atau mungkin teringat mau membeli apa setelah melihat produk kami,” ucap Ibnu lagi.
Untuk semakin meningkatkan usahanya, Ibnu sudah mempersiapkan strategi ke depan. Salah satunya menggunakan kendaraan niaga roda tiga untuk membantu pemasaran ke masyarakat, utamanya ke pasar-pasar. Selain itu, lahan yang ada juga akan dibangun menjadi rest area sehingga akan lebih banyak lagi pembeli yang datang.
Dengan keuletannya, usaha Ibnu kini semakin berkembang. Hal ini terlihat dari jumlah karyawan yang juga semakin bertambah. Hingga saat ini, sudah ada 10 karyawan yang bekerja di Pertashop miliknya.
Kepada mereka yang ingin memulai berbisnis Pertashop atau yang sudah berbisnis namun usaha tengah menurun, menurut Ibnu, naik turun dalam menjalankan suatu usaha adalah hal yang biasa.
”Pasti ada harapan. Yakinlah, Pertamina tidak akan membiarkan mitranya begitu saja,” pungkasnya.
Tak Henti Mengejar Mimpi
Usia tak menjadi halangan bagi Sylvia Nurfitriyana untuk mengejar mimpinya. Ibu rumah tangga yang dulunya menggeluti usaha berjualan secara online ini tertarik membuka Pertashop setelah melihat usaha serupa di Tawangmangu.