TUBAN, Radar Tuban – Masyarakat diimbau untuk tetap waspada karena masih ada potensi cuaca ekstrem selama peralihan musim dari penghujan ke kemarau.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuban memprediksi musim kemarau di Tuban baru dimulai pada awal April atau bersamaan dengan datangnya awal Ramadan. Itu berarti musim penghujan masih menyisakan dua pekan.
Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padma menjelaskan, puncak musim penghujan dimulai akhir Februari hingga pertengahan Maret. Yang patut diwaspadai, kata dia, adalah fase peralihan musim. Sebab, saat pergantian musim, cuaca ekstrem sering terjadi.
‘’Peralihan musim biasanya ditandai dengan hujan deras yang datang tiba-tiba, petir, dan angin kencang,’’ kata dia kepada Jawa Pos radar Tuban.
Kabar baiknya, tahun ini nyaris tanpa bencana banjir dari Bengawan Solo. Sesuai prediksi, tinggi muka air (TMA) sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut relatif stabil. Terlebih, intensitas hujan dari hulu masih rendah.
Pejabat kelahiran Papua ini memprediksi musim kemarau dimulai saat memasuki Ramadan.
‘’Awal kemarau biasanya akan ditandai dengan panas yang cukup menyengat dan angin kering,’’ terangnya.
Memasuki pancaroba, Zem mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan. Sebab, peralihan musim akan mengalami perubahan cuaca ekstrem. Dari suhu yang relatif sejuk menjadi panas menyengat. Saat perubahan suhu, rawan penyakit flu, demam, dan batuk.
‘’Selama musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan. Tetap ada hujan, tapi dengan intensitas yang ringan dan lebih jarang,’’ ujarnya.(yud/ds)