Radartuban.jawapos.com – Rekayasa lalu lintas bakal diterapkan di sepanjang Jalan Sunan Kalijaga. Itu menyusul tradisi berburu trakjil selama Ramadan yang sering kali memicu kepadatan lalu lintas.
Sesuai kesepakatan, di sepanjang jalan tersebut bakal diterapkan sistem satu arah.
‘’Selama Ramadan, Jalan Sunan Kalijaga kami satuarahkan selama dua jam,’’ ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan DLHP Tuban Imam Isdarmawan kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (23/3).
Disampaikan Imam, rekayasa tersebut berlaku dari pukul 16.00-18.00. Semua kendaraan roda empat dari arah barat (Jalan Letda Sucipto Teuku Umar, dan Wahidin Sudiro Husodo) dilarang masuk ke jalan Sunan Kalijaga.
Menurutnya, rekayasa lalin ini amat dibutuhkan, sebab hampir pasti terjadi kemacetan selama dua jam tersebut.
‘’Jika tak ada reklalin, kendaraan dari arah barat akan memadati lalu lintas di jalan tersebut dan berdesakan dengan kendaraan dari arah timur. Sehingga berpotensi terjadi kemacetan,’’ terangnya.
Selain di Jalan Sunan Kalijaga, tepatnya di seputaran GOR, tradisi berburu takjil dengan resiko yang hampir sama juga terjadi di Bundaran Sleko dan Alun-Alun. Lalu, mengapa hanya tradiri berburu takjil di Jalan Sunan Kalijaga saja yang diatensi?
Radartuban.jawapos.com – Rekayasa lalu lintas bakal diterapkan di sepanjang Jalan Sunan Kalijaga. Itu menyusul tradisi berburu trakjil selama Ramadan yang sering kali memicu kepadatan lalu lintas.
Sesuai kesepakatan, di sepanjang jalan tersebut bakal diterapkan sistem satu arah.
‘’Selama Ramadan, Jalan Sunan Kalijaga kami satuarahkan selama dua jam,’’ ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan DLHP Tuban Imam Isdarmawan kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (23/3).
Disampaikan Imam, rekayasa tersebut berlaku dari pukul 16.00-18.00. Semua kendaraan roda empat dari arah barat (Jalan Letda Sucipto Teuku Umar, dan Wahidin Sudiro Husodo) dilarang masuk ke jalan Sunan Kalijaga.
Menurutnya, rekayasa lalin ini amat dibutuhkan, sebab hampir pasti terjadi kemacetan selama dua jam tersebut.
- Advertisement -
‘’Jika tak ada reklalin, kendaraan dari arah barat akan memadati lalu lintas di jalan tersebut dan berdesakan dengan kendaraan dari arah timur. Sehingga berpotensi terjadi kemacetan,’’ terangnya.
Selain di Jalan Sunan Kalijaga, tepatnya di seputaran GOR, tradisi berburu takjil dengan resiko yang hampir sama juga terjadi di Bundaran Sleko dan Alun-Alun. Lalu, mengapa hanya tradiri berburu takjil di Jalan Sunan Kalijaga saja yang diatensi?