Radartuban.jawapos.com – Berdasarkan informasi yang diterima wartawan koran ini, sesaat setelah insiden maut tersebut, anggota polisi berinisial M, pemegang senjata api (senpi) tersebut dikembalikan ke institusinya, Mabes Polri.
Polisi yang pangkat dan kesatuannya masih dirahasiakan tersebut mendapat tugas khusus untuk mengawal sang ulama. Sumber mengungkapkan, siang itu, polisi tersebut tengah salat Duhur berjamaah di Musala Bahrun Najah. ‘’Sebelum berangkat ke musala, polisi itu meletakkan pistolnya di dalam tas yang diletakkan di ruang tamu rumah,’’ ujar sumber yang keberatan namanya dikorankan.
Sumber tak menyebut posisi persis tas berisi senjata tersebut ditaruh. Salat belum selesai, lanjut dia, tiba-tiba terdengar suara letusan pistol dari halaman rumah. Seketika jamaah bubar dan langsung menuju teras musala. Termasuk Buya Arrazy yang menjadi imam salat tersebut.
Fakta tersebut mengungkap bahwa insiden itu berlangsung di halaman rumah, bukan di dalam rumah seperti diberitakan sebelumnya. ‘’Dari teras musala, semua melihat HS berlumuran darah. Tembakan tersebut kemungkinan menyasar di area dada atas atau sekitar leher,’’ imbuh sumber.
Versi lain menyebut tembakan tersebut mengenai daerah dagu. Saat itu, korban yang kejang-kejang hendak dilarikan ke RSUD dr R. Koesma Tuban. Belum sempat dievakusi, korban mengembuskan napas terakhir.
Dikonfirmasi terkait kronologi penembakan tersebut, Kasatreskrim Polres Tuban AKP M. Gananta enggan menjelaskan secara detail. Ditanya jenis pistol tersebut, Gananta memastikan berjenis glock.
Dikutip dari Wikipedia, glock merupakan pistol semiotomatis berbingkai polimer. Senpi yang dioperasikan dengan recoil pendek dan terkunci sungsang tersebut dirancang sekaligus diproduksi pabrikan Austria.
Pistol yang sudah teruji keandalan dan keamanannya tersebut merupakan senpi dinas militer dan polisi Austria pada 1982.
Kepada awak media, perwira asal Bojonegoro ini membenarkan polisi pengawal tersebut dari Mabes Polri yang ditugaskan mengawal Buya Arrazy setiap dakwahnya.
‘’Saat ditinggal, senpi tersebut sudah diletakkan pada tempat yang sangat aman,’’ kata dia. Pernyataan normatif serupa disampaikan Gananta sesaat setelah kejadian, Rabu (22/6) sore.
Ditanya lebih lanjut terkait tempat dan posisi aman tersebut, dia tak menyebut pasti. Gananta hanya memastikan senpi tersebut ditinggal pemiliknya dalam kondisi sudah terkunci. Seharusnya, lanjut dia, senpi tersebut tidak bisa digunakan sembarangan.
Namun, lagi-lagi, kata perwira berpangkat balok tiga ini, musibah tersebut di luar prediksi. Gananta menegaskan, sangat mungkin bocah lima tahun itu mengambil pistol tersebut karena penasaran.
Terkait identitas anggota polisi yang ditugaskan mengawal Buya Arrazy, dia masih menutup rapat. Lulusan Akpol 2013 ini hanya benarkan polisi tersebut berinisial M dan ditugaskan oleh Mabes Polri untuk mendampingi Buya Arrazy ketika berdakwah sekaligus kunjungan ke rumah mertuanya di Desa/Kecamatan Palang.
‘’Yang bersangkutan sudah dikembalikan ke institusinya di Mabes Polri,’’ kata dia. (yud/fud/ds)