Radartuban.jawapos.com – Meski terlihat tegar, Buya Arrazy tak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam. Itu terlihat menjelang pemakaman putranya. Pada foto yang didapat wartawan koran ini, ulama tersohor tersebut terlihat lebih banyak menunduk selama berdiri di samping keranda si buyung.
Bisa jadi tertunduk lamanya sang ulama tersebut untuk menyembunyikan roman mukanya. Sementara istrinya, Eli Ermawati MS tak bisa menahan air mata. Dia menangis haru.
Buya Arrazy adalah ulama yang begitu menyayangi anak-anaknya. Kedekatan dia dengan putra-putrinya banyak diketahui masyarakat Desa/Kecamatan Palang, kampung istrinya.
Seperti disampaikan Kepala Desa Palang Agus Abdul Manan. Dia menuturkan, sebelum naik panggung untuk memberikan ceramah pada haflah akhirussanah di Ponpes Al-Musthofawiyah, Palang, Selasa (21/6) malam, Buya Arrazy terlihat memangku putra keduanya itu dengan kasih sayang. Posisinya ketika itu duduk di kursi bersama tamu undangan lainnya.
Agus juga melihat beberapa kali bocah tersebut turun dari pangkuan ayahnya dan berlarian di depan. Bahkan, dia sempat naik panggung.
‘’Ketika itu, buya hanya bisa memandangi putranya sambil sekali tersenyum,’’ ujarnya.
Kalau pulang ke kampung istrinya, lanjut Agus, dirinya sering melihat ulama 36 tahun tersebut mengantar putranya membeli jajan di minimarket. Juga mengantar si kecil bermain di pantai yang tidak jauh dari kediaman mertuanya.
‘’Beliau itu sangat sederhana dan penyayang keluarga,’’ tuturnya.
Di mata kepala desa dua periode ini, Buya Arrazy juga dikenal sebagai sosok sederhana. Setiap berkunjung ke rumah mertuanya, dia tidak pernah meminta sambutan yang spesial. Keluarganya pun memperlakukannya seperti warga biasa.
Bahkan, ulama yang kajiannya mempopulerkan konsep nama ruh tersebut sering jalan-jalan di lingkungan sekitar Palang tanpa pengawalan. ‘’Beliau juga sering mengimami salat di musala depan rumah mertuanya,’’ imbuhnya. (fud/ds)