TUBAN – Waduk Karanglo di Desa Karanglo, Kecamatan Kerek benar-benar mengering. Tak sedikit pun air tergenang. Sebagian besar tanah dasar waduk kini merekah. Sebagian di antaranya mulai ditumbuhi rumput.
Tak hanya waduk tadah hujan ini saja yang mengering. Ratusan hektare lahan pertanian di desa setempat juga kering tanpa tanaman.
Karanglo adalah salah satu dari puluhan desa di Bumi Ronggolawe yang waduk, telaga, dan sungainya mengering akibat kemarau.
Problem ini banyak ditemukan pada tampungan-tampungan air tadah hujan yang tersebar di wilayah selatan dan barat Tuban.
Warji, salah satu warga Desa Karanglo mengatakan, Waduk Karanglo merupakan satu-satunya sumber air untuk pengairan area persawahan.
Ketika musim kemarau dan waduk mengering, maka petani memilih membiarkan lahan pertaniannya sembari menunggu hujan.
‘’Setiap tahun seperti ini, setiap musim kemarau, petani pasti tidak bisa tanam,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Warji menyebut, selama musim kemarau, waduk seluas satu hektare tersebut tak mampu diharapkan tampungan airnya.
‘’Menurut saya, waduk ini kurang dalam, karena banyak lumpur yang sudah mengendap, makanya mudah kering,’’ ujarnya.
Apakah ada sumber air lain untuk persawahan? Dia mengungkapkan, satu sumur bor di desanya khusus untuk mengairi beberapa area lahan pertanian.
Sementara satu sumur bor lain untuk konsumsi rumah tangga, seperti memasak dan mencuci.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Pe rikanan (DKP3) Tuban Eko Julianto sampai berita ini ditulis Sabtu (23/9) malam pukul 19.00 belum bisa dikonfirmasi.
Pertanyaan yang dikirim wartawan koran ini melalui WhatsApp tak di balas. (fud/ds)