Radartuban.jawapos.com – Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban bersama pimpinan dan mahasiswa dari perguruan tinggi di Tuban kemarin (24/5) menggelar Deklarasi Antiradikalisme dan Terorisme.
Kegiatan yang digelar di gedung pertemuan IIKNU tersebut diikuti pimpinan perguruan tinggi yang tergabung dalam Aliansi Perguruan Tinggi Antiradikalisme dan Terorisme.
Mereka, antara lain, rektor Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban, Unirow, Unang, STIE Muhammadiyah, Poltekes Surabaya, ITB Kampus Tuban, dan Mapena.
Hadir juga 200 mahasiswa dari perwakilan kampus. Deklarasi tersebut terasa istimewa karena disaksikan Kapolres Tuban AKBP Suryono.
Selain deklarasi antiradikalisme, IIKNU membuka klinik antiradikalisme. Acara dimulai dengan pengguntingan pita oleh Kapolres Tuban AKBP Suryono.
Rektor IIKNU Tuban Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE mengatakan, arus informasi sangat deras diterima semua kalangan masyarakat seiring sulit terbendungnya media sosial. Bahkan, selevel perguruan tinggi pun kesulitan membendung.
Dampaknya, informasi ajaran radikalisme masuk dan diterima mahasiswa. Dia tak memungkiri beberapa mahasiswa di Bumi Ronggolawe terindikasi terpapar radikalisme.
‘’Inilah yang perlu segera kita tanggulangi melalui deklarasi antiradikalisme. Kalau tidak cepat-cepat ditanggulangi bisa semakin besar,’’ tegasnya.
Terpanggil untuk memerangi radikalisme-terorisme, kata dia, dirinya berinisiatif membahas fenomena sosial tersebut dengan sejumlah rektor di Tuban. Mereka pun menyambut baik dan mendukung terbentuknya Aliansi Perguruan Tinggi Antiradikalisme dan Terorisme.
Munir juga mengingatkan suasana menjelang Pemilu 2024 yang kerap dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi kebencian yang cenderung mengadu domba. Hal ini bisa memancing kerawanan intoleransi.
Ketua Divisi Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) Regional IX Jawa Timur itu bersyukur acara deklarasi mendapat dukungan penuh dari kapolres.