Bahkan, dia bersedia menjadi keynote speaker sekaligus menyampaikan materi untuk membentengi milenial dari paham radikalisme.
Lebih lanjut Munir menyampaikan, untuk mencegah radikalisme, disiapkan klinik antiradikalisme yang di dalamnya terdapat psikolog yang bisa membantu jika ada yang terjangkit radikalisme.
‘’Nanti kalau ada mahasiswa atau masyarakat umum terpapar pengaruh radikalisme bisa dibawa ke klinik ini dan akan mendapatkan bantuan dari psikolog,’’ ujar dia yang berharap setelah deklarasi tersebut tidak ada radikalisme dan terorisme.
Dalam seminar antiradikalisme tersebut hadir sejumlah pakar penanggulangan radikalisme. Mereka antara lain, Ali Fauzi (mantan napi terorisme), Gus Riza Shalahuddin Habibi (pengasuh Ponpes Ash Shomadiyah Tuban, dan Supiana Dian (Rektor Unirow Tuban).
Kapolres Tuban AKBP Suryono mengapresiasi Deklarasi Antiradikalisme dan Terorisme. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada rektor IIKNU Tuban yang ikut menangkal bahaya radikalisme dan terorisme.
‘’Ini merupakan kepedulian dari anak bangsa dalam rangka bahu membahu untuk menangkal terorisme,’’ tegasnya.
Dia terang-terangan menyebut kegiatan tersebut baru kali pertama di Indonesia.
‘’Kami berharap kampus-kampus lain bisa mengikuti ini sebagai upaya memangkas perkembangan radikalisme,’’ ujarnya. (fud/ds)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.