Kepala DKPP Tuban Eko Arif Yulianto mengatakan, fenomena kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi setiap tahun. Untuk tahun ini, kelangkaan disebabkan karena alokasi pupuk bersubsidi sangat kecil dan pupuk bersubsidi hanya diberikan kepada petani yang lahannya di bawah dua hektare. Hal tersebut disampaikan Eko saat menemui mahasiswa yang berorasi di depan pintu masuk kantor Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPP) Tuban.
Kondisi tersebut, kata dia, dipersulit dengan kurangnya jatah pupuk dari pemerintah pusat. Eko membeberkan, RDKK 2022 dan realisasi dari pemerintah pusat, terpaut sangat jauh. Dia menguraikan, dari luas tanam sebanyak 403.853 hektare diajukan pupuk urea 91.500 ton. Realisasinya hanya turun 65.460 ton. Begitu juga pupuk ZA.
Dari luas lahan tersebut diajukan dalam RDKK 3.966 ton dan hanya terealisasi 3.393 ton. Pupuk SP diajukan 3.659 ton, turun 2.846 ton, NPK diajukan 112.437 ton, dipenuhi 38.460 ton. Begitu juga organik granul 147.756 ton, terealisasi 43.289 ton.
‘’Jadi pupuk subsidi bukan langka, tapi memang kekurangan. Bukan hanya Tuban, tapi secara nasional,’’ ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tahun ini juga terjadi pembatasan penggunaan pupuk. Seperti untuk ZA dan SP sekarang ini lebih banyak untuk tanaman holtikultura.
‘’Karena itu, tahun ini alokasi ZA dan SP sedikit,’’ terangnya. (fud/ds)
Kepala DKPP Tuban Eko Arif Yulianto mengatakan, fenomena kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi setiap tahun. Untuk tahun ini, kelangkaan disebabkan karena alokasi pupuk bersubsidi sangat kecil dan pupuk bersubsidi hanya diberikan kepada petani yang lahannya di bawah dua hektare. Hal tersebut disampaikan Eko saat menemui mahasiswa yang berorasi di depan pintu masuk kantor Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPP) Tuban.
Kondisi tersebut, kata dia, dipersulit dengan kurangnya jatah pupuk dari pemerintah pusat. Eko membeberkan, RDKK 2022 dan realisasi dari pemerintah pusat, terpaut sangat jauh. Dia menguraikan, dari luas tanam sebanyak 403.853 hektare diajukan pupuk urea 91.500 ton. Realisasinya hanya turun 65.460 ton. Begitu juga pupuk ZA.
Dari luas lahan tersebut diajukan dalam RDKK 3.966 ton dan hanya terealisasi 3.393 ton. Pupuk SP diajukan 3.659 ton, turun 2.846 ton, NPK diajukan 112.437 ton, dipenuhi 38.460 ton. Begitu juga organik granul 147.756 ton, terealisasi 43.289 ton.
‘’Jadi pupuk subsidi bukan langka, tapi memang kekurangan. Bukan hanya Tuban, tapi secara nasional,’’ ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tahun ini juga terjadi pembatasan penggunaan pupuk. Seperti untuk ZA dan SP sekarang ini lebih banyak untuk tanaman holtikultura.
- Advertisement -
‘’Karena itu, tahun ini alokasi ZA dan SP sedikit,’’ terangnya. (fud/ds)