Kedua, lanjut Bupati Lindra, pemerintah kecamatan dan desa bersangkutan mengajak para seniman/seniwati Thak-thakan membuka paket wisata edukasi. Beberapa kegiatannya mengenalkan legenda, sejarah, dan mitos Thak-thakan; mengenalkan ragam peranti pementasan Thak-thakan dan cara membuatnya; hingga mengenalkan sampai praktik cara-cara memainkan Thak-thakan.
Dengan dua cara tersebut, bupati opti mistis, Thak-thakan bakal terpariwisa takan. Menjadi
kesenian go nasional hingga internasional.
Dampak positif bidang ekonomi pasti besar. Salah satunya, para pengrajin souvenir atau peranti Thak-thakan bakal muncul.
Produk-produknya diperjualbelikan sebagai oleh-oleh bagi wisatawan festival atau wisata edukasi Thak-thakan itu.
Dikan, salah satu maestro Thak-thakan mengatakan, visionaritas Bupati Lindra amat didukungnya. Pihaknya akan sangat welcome jika pemerintah menggandeng segenap seniman/seniwati Thak-thakan untuk kemajuan kesenian rakyat yang telah membumi di Kecamatan Tambakboyo sejak sekian dasarwasa silam itu.
Pria 75 tahun asal Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo ini mengakui, go nasional hingga internasional merupakan mimpi seniman/seniwati Thak-thakan saat ini.
‘’Lebih dari itu, kami juga bermimpi seluruh masyarakat Kabupaten Tuban mengetahui dan mencintai Thak-thakan. Tidak lagi sebatas masyarakat Kecamatan Tambak boyo saja,’’ tutur Ketua Paguyuban Thak-thakan Bledug Kenanti itu.
Untuk diketahui, dari 18 desa se-Kecamatan Tambakboyo, setidaknya ada 12 desa memiliki paguyuban Thak-thakan. Di antaranya, Desa Kenanti, Tambakboyo, Klutuk, Sobontoro, Dasin, Pulogede, Cokrowati, dan Belikanget. Kesemuanya memiliki ciri khas masing-masing. (sab/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.