RADARTUBAN – Ancang-ancang pelebaran Jalan Sukarno-Hatta (Suhat) menyusul kelanjutan pembangunan jalan linkar selatan (JLS) sudah dimulai. Namun, sampai saat ini ternyata belum ada sosialisasi perihal pembebasan lahan yang terkena dampak pelebaran.
Hartono, salah satu warga yang tanahnya berada di jalur Suhat Suhat mengaku belum tahu perihal rencana pembebasan lahan tersebut.
‘’Hanya sekadar mendengar (jalur Suhat akan dilebarkan, Red), tapi soal pembebasan lahan sama sekali belum tahun,’’ katanya ditemui di rumahnya kemarin (25/5).
Meski belum pasti apakah tanahnya akan terkena pembebasan lahan. Namun, Hartono meyakini tanahnya bakal terdampak. Sebab, tanah yang kini berdiri bangunan toko kelontong itu tepat di tepi Jalan Suhat.
‘’Sepertinya ya hampir pasti kena gusur kalau memang jadi dilebarkan. Soalnya tanah saya mepet jalan,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Lebih lanjut, pria berambut pendek itu mengatakan, jika memang akan ada pelebaran jalan, pihaknya berharap pihak berwenang segera melakukan sosialisasi. Sehingga ada titik temu terkait harga dan lain sebagainya.
‘’Secara pribadi, saya tidak masalah (dengan rencana pelebaran jalan, Red). Kami hanya berharap, harus ada ganti rugi yang sesuai,’’ pungkasnya.
Senada juga disampaikan Eko Feri, pemilik rumah turut Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu yang lokasinya tepat berada di sisi Jalan Suhat.
Dia mengatakan, hingga saat ini belum mendapat kabar terkait rencana pembebasan lahan.
‘’Kalau bangunan rumah sepertinya tidak terkena dampak. Tapi halaman rumah sepertinya kena. Tapi kok belum ada kabar apa-apa ya. Komunikasi juga belum ada,’’ katanya.