Radartuban.jawapos.com– Bak kisah Romeo dan Juliet. Supri, 45, janda asal Desa Waleran, Kecamatan Grabagan ini tak bisa hidup sendiri tanpa orang yang dicintainya. Setelah suaminya meninggal tahun lalu, Supri selalu menangis tak henti-hentinya. Dia terlihat sangat depresi dan berkali-kali mencoba bunuh diri. Mulai gantung diri hingga
membenturkan kepala di tembok.
Namun, upaya mengakhiri hidup tersebut selalu digagalkan oleh keluarganya. Setiap kali ditanya alasannya ingin bunuh diri, Supri selalu menjawab ingin menyusul suaminya dan tak bisa hidup sendiri.
Hingga pada akhirnya kenekatannya menyusul suaminya terwujud, Minggu (24/7) sekitar pukul 21.00. Supri mengembuskan napas terakhir setelah menenggak kopi yang sudah dicampur dengan pestisida atau obat pembasmi hama.
Korban sempat dirawat di puskesmas setempat selama tiga jam sebelum akhirnya meninggal dunia.
Kapolsek Grabagan AKP Darwanto menjelaskan, dari keterangan keluarganya, korban nekat bunuh diri karena depresi sepeninggal suaminya. Korban beberapa kali ingin bunuh diri, namun selalu digagalkan anaknya.
Dia mengatakan, bunuh diri tersebut kali pertama diketahui Didik Susanto, anak korban ketika berkunjung ke rumah ibunya. Mulanya, lanjut Darwanto, saksi tak mendapati sang ibu di dalam rumah. Dia kemudian mencari di samping rumah dan menemukan ibunya dalam keadaan tak sadarkan diri bersandar di kandang ayam dengan mulut berbusa.
Tak jauh dari korban, tergeletak sebotol obat hama. Dari hasil keterangan medis, lanjut Darwanto, korban meninggal karena keracunan pestisida yang diminum bersama kopi.
Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. (yud/ds)
Radartuban.jawapos.com– Bak kisah Romeo dan Juliet. Supri, 45, janda asal Desa Waleran, Kecamatan Grabagan ini tak bisa hidup sendiri tanpa orang yang dicintainya. Setelah suaminya meninggal tahun lalu, Supri selalu menangis tak henti-hentinya. Dia terlihat sangat depresi dan berkali-kali mencoba bunuh diri. Mulai gantung diri hingga
membenturkan kepala di tembok.
Namun, upaya mengakhiri hidup tersebut selalu digagalkan oleh keluarganya. Setiap kali ditanya alasannya ingin bunuh diri, Supri selalu menjawab ingin menyusul suaminya dan tak bisa hidup sendiri.
Hingga pada akhirnya kenekatannya menyusul suaminya terwujud, Minggu (24/7) sekitar pukul 21.00. Supri mengembuskan napas terakhir setelah menenggak kopi yang sudah dicampur dengan pestisida atau obat pembasmi hama.
Korban sempat dirawat di puskesmas setempat selama tiga jam sebelum akhirnya meninggal dunia.
Kapolsek Grabagan AKP Darwanto menjelaskan, dari keterangan keluarganya, korban nekat bunuh diri karena depresi sepeninggal suaminya. Korban beberapa kali ingin bunuh diri, namun selalu digagalkan anaknya.
- Advertisement -
Dia mengatakan, bunuh diri tersebut kali pertama diketahui Didik Susanto, anak korban ketika berkunjung ke rumah ibunya. Mulanya, lanjut Darwanto, saksi tak mendapati sang ibu di dalam rumah. Dia kemudian mencari di samping rumah dan menemukan ibunya dalam keadaan tak sadarkan diri bersandar di kandang ayam dengan mulut berbusa.
Tak jauh dari korban, tergeletak sebotol obat hama. Dari hasil keterangan medis, lanjut Darwanto, korban meninggal karena keracunan pestisida yang diminum bersama kopi.
Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. (yud/ds)