TUBAN, Radar Tuban – Ditiadakannya takbir keliling selama dua tahun berturut-turut, tahun ini berpotensi terulang. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban Abdul Munir menyampaikan, sampai hari ini perhelatan pawai takbir pada malam menjelang Idul Fitri tersebut belum jelas. Dia memastikan Kemenag pusat belum memberi petunjuk, baik berupa surat edaran maupun melalui media yang lain.
‘’Kemungkinan besar dilarang,’’ tegas Munir, panggilan akrabnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (26/4).
Pria asal Bojonegoro ini menerangkan, pertimbangan larangan takbir keliling ditengarai karena pandemi Covid-19 belum lenyap dan masih membayangi Indonesia. Praktis, kegiatan-kegiatan yang memicu berkerumunnya massa dalam jumlah banyak berusaha dihindari. Munir menambahkan, meski petunjuk resmi belum turun, Kemenag Tuban lebih dulu mengambil langkah.
‘’Kami sarankan takbir keliling ditiadakan dulu,’’ tuturnya.
Mantan kepala Kantor Kemenag Bojonegoro ini menjelaskan, takbir keliling merupakan kebudayaan yang baik. Namun, jika dipaksakan dalam kondisi tidak tepat, bisa berakibat tidak baik. Dia menuturkan, masyarakat yang ingin takbir keliling diminta untuk bersabar. Solusinya, mereka bisa menggelar kegiatan tersebut di rumah, masjid, dan musala di sekitar rumah.
Menurut Munir, bertakbir di rumah maupun di masjid—musala lebih dekat dengan esensinya. ‘’Bisa mencapai titik emosional yang kuat dengan Tuhan,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Munir menyampaikan, takbir keliling tak ubahnya seperti seremoni yang merupakan bagian dari ekspresi kegembiraan umat muslim menyambut Lebaran. Hal-hal yang seremonial, lanjut dia, tidak perlu dipaksakan. Cukup digelar ketika kondisinya mendukung saja. Dalam beberapa kasus, kata dia, banyak terjadi takbir keliling yang ‘’melenceng’’. Seperti takbir keliling pakai MP3. Membawa sound tumpuk-tumpuk. Di masjid maupun musala juga ada yang memakai MP3. ”Itu sangat disayangkan,’’ keluhnya.
Warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini mengatakan, takbir keliling dengan MP3 semakin menggerus esensi bertakbir. Seyogyanya, suara takbir keluar langsung dari mulut. Dengan demikian, seseorang betul-betul merasakan kedalaman takbir yang diucapkan. Dia mengimbau takbir dengan MP3 dihindari.
‘’Kalau tidak memungkinkan dan terpaksa, masih baik bertakbir pakai MP3. Daripada tidak ada suara takbir sama sekali,’’ pungkasnya. (sab/ds)