TUBAN, Radar Tuban – Cuaca ekstrem di perairan Laut Jawa menelan korban. Setelah hilang sekitar tiga hari, Matakim, 40, nelayan Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan kemarin (26/5) sekitar pukul 06.30 ditemukan terdampar di Pelabuhan PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kondisi tak bernyawa.
Kapolsek Jenu AKP Gunawan Wibisono menjelaskan, mayat nelayan tersebut diduga awak perahu yang mengalami kecelakaan laut karena cuaca ekstrem. Jasad tersebut kemudian terbawa arus hingga terdampar di Pelabuhan PT TPPI Tuban atau di sekitar PT Pertamina Tuban saluran pengisian minyak (SPM) 35,05 Desa Remen, Kecamatan Jenu.
‘’Sekitar pukul 08.00, jasad dievakuasi 20 petugas gabungan BPBD, Polairud, dan Polres Tuban,’’ tutur dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Mantan Kapolsek Bangilan ini mengatakan, sekitar pukul 10.05, dilakukan proses screening di atas kapal Basarnas ke Kapal Transko PT Pertamina oleh tim medis untuk memastikan pemicu kematian korban. Selanjutnya, sekitar pukul 10.30, mayat korban dibawa ke kantor Posko PT TPPI untuk selanjutnya dievakuasi ke RSUD dr R. Koesma Tuban.
Gunawan menjelaskan, berdasarkan penuturan keluarga korban, nelayan tersebut pamit melaut sejak 23 Mei. Awalnya, korban melaut sendirian di daerah perairah sekitar Kecamatan Paciran, Lamongan. Diduga perahu yang dioperasikan korban mengalami kecelakaan setelah dihantam ombak.
‘’Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,’’ tegasnya. (yud/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Cuaca ekstrem di perairan Laut Jawa menelan korban. Setelah hilang sekitar tiga hari, Matakim, 40, nelayan Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan kemarin (26/5) sekitar pukul 06.30 ditemukan terdampar di Pelabuhan PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) dengan kondisi tak bernyawa.
Kapolsek Jenu AKP Gunawan Wibisono menjelaskan, mayat nelayan tersebut diduga awak perahu yang mengalami kecelakaan laut karena cuaca ekstrem. Jasad tersebut kemudian terbawa arus hingga terdampar di Pelabuhan PT TPPI Tuban atau di sekitar PT Pertamina Tuban saluran pengisian minyak (SPM) 35,05 Desa Remen, Kecamatan Jenu.
‘’Sekitar pukul 08.00, jasad dievakuasi 20 petugas gabungan BPBD, Polairud, dan Polres Tuban,’’ tutur dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Mantan Kapolsek Bangilan ini mengatakan, sekitar pukul 10.05, dilakukan proses screening di atas kapal Basarnas ke Kapal Transko PT Pertamina oleh tim medis untuk memastikan pemicu kematian korban. Selanjutnya, sekitar pukul 10.30, mayat korban dibawa ke kantor Posko PT TPPI untuk selanjutnya dievakuasi ke RSUD dr R. Koesma Tuban.
Gunawan menjelaskan, berdasarkan penuturan keluarga korban, nelayan tersebut pamit melaut sejak 23 Mei. Awalnya, korban melaut sendirian di daerah perairah sekitar Kecamatan Paciran, Lamongan. Diduga perahu yang dioperasikan korban mengalami kecelakaan setelah dihantam ombak.
- Advertisement -
‘’Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan,’’ tegasnya. (yud/ds)