Radartuban.jawapos.com – Sepanjang 2021, Tuban mencatatkan diri sebagai kabupaten/ kota dengan angka kecelakaan tertinggi nomor tiga di Jawa Timur. Dari total 799 kejadian, korban meninggal mencapai 175 orang. Jika dirata-rata, setiap hari dua nyawa melayang sia-sia di jalan.
Tingginya angka kecelakaan di Bumi Ronggolawe tersebut hanya terpaut tipis dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Jember yang menduduki dua posisi teratas.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kanit Gakkum Satlantas Polres Tuban Ipda Eko Sulitiyono memerinci, dari 799 kasus kecelakaan lalu lintas, sebanyak 175 orang meninggal dunia, 28 orang luka berat, dan 1.017 orang luka ringan. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 1,75 miliar.
Dia menerangkan, tingginya angka kecelakaan tersebut dipicu banyak faktor. Salah satunya, panjangnya jalan nasional yang melintas Tuban dan tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai. Mulai banyaknya jalan yang bergelombang, berlubang, dan tanpa marka jalan. Juga tanpa lampu penerangan dan minim rambu. Pemicu berikutnya, minimnya kesadaran berlalu lintas.
Eko memaparkan, sebagian besar korban luka berat dan meninggal adalah pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm. Karena itu, ketika mengalami kecelakaan, kepala korban mengalami cedera parah.
‘’Ini yang menjadi atensi bersama untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan fatality rate-nya (tingkat kematian),’’ ujar mantan kepala Unit Reskrim Polsek Grabagan itu.
Eko menambahkan, mindset yang perlu ditanamkan kepada pengendara motor adalah memakai helm adalah bagian dari kepatusan berlalu lintas, bukan karena takut ditilang. (yud/ds)
Radartuban.jawapos.com – Sepanjang 2021, Tuban mencatatkan diri sebagai kabupaten/ kota dengan angka kecelakaan tertinggi nomor tiga di Jawa Timur. Dari total 799 kejadian, korban meninggal mencapai 175 orang. Jika dirata-rata, setiap hari dua nyawa melayang sia-sia di jalan.
Tingginya angka kecelakaan di Bumi Ronggolawe tersebut hanya terpaut tipis dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Jember yang menduduki dua posisi teratas.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kanit Gakkum Satlantas Polres Tuban Ipda Eko Sulitiyono memerinci, dari 799 kasus kecelakaan lalu lintas, sebanyak 175 orang meninggal dunia, 28 orang luka berat, dan 1.017 orang luka ringan. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 1,75 miliar.
Dia menerangkan, tingginya angka kecelakaan tersebut dipicu banyak faktor. Salah satunya, panjangnya jalan nasional yang melintas Tuban dan tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai. Mulai banyaknya jalan yang bergelombang, berlubang, dan tanpa marka jalan. Juga tanpa lampu penerangan dan minim rambu. Pemicu berikutnya, minimnya kesadaran berlalu lintas.
Eko memaparkan, sebagian besar korban luka berat dan meninggal adalah pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm. Karena itu, ketika mengalami kecelakaan, kepala korban mengalami cedera parah.
- Advertisement -
‘’Ini yang menjadi atensi bersama untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan fatality rate-nya (tingkat kematian),’’ ujar mantan kepala Unit Reskrim Polsek Grabagan itu.
Eko menambahkan, mindset yang perlu ditanamkan kepada pengendara motor adalah memakai helm adalah bagian dari kepatusan berlalu lintas, bukan karena takut ditilang. (yud/ds)