TUBAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban mengeluarkan peringatan dini terkait potensi kekeringan ekstrem yang bakal melanda Tuban dalam waktu lebih lama.
Dalam laporannya, yang dikirim ke Jawa Pos Radar Tuban, BMKG memprediksi musim hujan terjadi paling cepat pada pertengahan November dan paling lambat akan turun pada Desember.
Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padma mengatakan, kekeringan di Tuban dibagi menjadi tiga kategori.
Kekeringan ekstrem atau hari tanpa hujan lebih dari 60 hari meliputi Kecamatan Palang, Tuban, Jenu, Tambakboyo, dan Bancar.
Sedangkan kategori kekeringan sangat panjang (rentang 31–60 hari tanpa hujan) meliputi Tuban wilayah tengah dan selatan.
“Kategori kemarau panjang rentang 21–30 hari tanpa hujan meliputi Kecamatan Jatirogo,” terang dia dalam tulisannya.
Mantan Kasubid Pelayanan BMKG Juanda ini mengatakan, secara garis besar, musim hujan di Tuban akan dimulai November dasarian ketiga.
Namun, terang dia, masih ada beberapa kecamatan yang terlambat turun hujan karena faktor klimatologis. Jumlah curah hujan yang akan turun selama pada November mendatang berkisar antara 500–1.500 milimeter (mm).
“Saat musim hujan, Kecamatan Senori, Parengan, dan Soko diprediksi menerima air hujan lebih banyak (hujan lebih deras, Red),” jelas dia.
Menurut Zem—sapaan akrabnya, BMKG Tuban memprediksi jika puncak musim hujan nantinya akan terjadi pada Februari 2024 mendatang. Sedangkan bulan lalu hingga akhir bulan ini masih memasuki puncak musim kemarau.
Dia menambahkan, kondisi udara atau cuaca pada musim kemarau ini lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena dampak dari menguatnya fenomena El-Nino.
“Kekeringan meteorologis hingga akhir bulan September akan terus di-update,” tandasnya. (yud/tok)