Radartuban.jawapos.com – Hilal diperkirakan tidak terlihat di Menara Rukyatul Hilal di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori pada sidang isbat penetapan 1 Zulhijah hari ini, Rabu (29/6). Perkiraan ini berdasarkan pada hitungan hisab tinggi hilal hanya sekitar 1,44 derajat dengan elongasi 3,52 derajat. Praktis, apabila merujuk pada metode rukyatulhilal, maka bulan tidak akan terlihat.
‘’Berdasarkan kriteria dari MA BIMS (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) tinggi hilal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat,’’ ujar Ketua Lembaga Falakiah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban Fuaduddin kepada Jawa Pos Radar Tuban kemari (28/6).
Untuk itu, terang pengasuh Ponpes Nurul Hasan Desa Kedungmulyo, Kecamatan Bangilan ini, dimungkinkan pada 30 Juni nanti belum masuk 1 Zulhijah. Namun untuk kepastiannya masih menunggu sidang isbat yang diselenggarakan pemerintah pada 29 Juni.
‘’Jadi sampai hari ini (kemarin, Red) NU belum menetapkan 1 Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas) Islam Kemenag Tuban Mashari mengatakan, berdasar perkiraan sementara dari hitungan hisab memang kemungkinannya sangat kecil hilal bisa terlihat, karena hilal belum sampai pada dua derajat.
‘’Kalau nanti berdasarkan pada rukyatul hilal di seluruh Indonesia tidak bisa terlihat, maka bulan Zulkaidah disempurnakan menjadi 30 hari,’’ ujarnya.
Artinya, tanggal 1 Zulhijah itu pada 1 Juli dan Hari Raya Idul Adha jatuh tanggal 10 Juli. Meski demikian, menurut pejabat asli Lamongan ini, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa 1 Zulhijah jatuh pada 30 Juni dan Hari Raya Idul Adha pada 9 Juli. Sehingga perayaan Hari Raya Idul Adha antara Muhammadiyah dengan NU dan pemerintah berpotensi besar beda hari. (fud/tok)