Salah satu dari puluhan siswa yang termotivasi tersebut adalah Candra Marimar. Atlet peraih medali perak SEA Games 2023 Kamboja yang juga atlet binaan Khamid tersebut dari kalangan keluarga kurang berada yang juga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Kemensos. Bapaknya kerja serabutan. Sedangkan ibunya buruh tani.
Bagi Khamid, moto tersebut tak sekadar retorika. Dia pun komitmen membuktikannya. Sejumlah atletnya diikutkan dalam berbagai kompetisi tingkat provinsi dan nasional.
Setelah sukses meraih prestasi, dia memfasilitas mereka untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Sidoarjo. Sekolah milik Pemprov Jatim tersebut memfasilitasi siswa yang memiliki peminatan terhadap sejumlah cabor tertentu. Candra termasuk siswa yang digembleng di sekolah tersebut.
Setelah atlet-atletnya lulus, Khamid kembali memperjuangkan mereka untuk masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur Bidikmisi.
Program beasiswa tersebut khusus di peruntukkan bagi calon mahasiswa yang tidak mampu, namun memiliki kemampuan akademi dan nonakademis.
Candra pun kembali terfasilitasi. Dengan sejumlah prestasinya, dia sekarang menempuh pendidikan di Fakultas Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
‘’Sejak 2006 hingga sekarang sudah 38 sarjana yang tercetak dari gulat,’’ tutur suami Suyatning, ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kabupaten Tuban itu.
Terkait keberhasilkan Candra, Khamid mengaku melihat potensi terpendam atletnya tersebut sejak awal pembinaan.
‘’Dia memiliki kecerdasan, keberanian, dan keseriusan,’’ tuturnya.
Menurut dia, tiga modal tersebut paling penting bagi seorang atlet gulat. Karena ketika bergumul dengan lawannya, kecerdasan dan keberanian atlet diperlukan untuk menentukan hal yang harus diperbuat.