PEKAN lalu, tepatnya 27 Rajab 1445 H/8 Januari 2024, umat Islam memperingati peristiwa agung. Peristiwa luar biasa, yang hanya dapat dipercaya oleh mereka yang beriman.
Sebuah peristiwa yang berada di luar jangkauan akal manusia. Peristiwa agung itu adalah Isra Mikraj.
Perjalanan malam nan mulia Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril yang dimulai dari Masjidil Haram, Makkah menuju Masjidil Aqsha, Palestina, dan kemudian dilanjut menuju Sidratul Muntaha (sebuah tempat yang tidak mampu ditangkap oleh pancaindra manusia) untuk menghadap Allah SWT—sang pencipta alam semesta.
Isra Mikraj merupakan peristiwa perjalanan dalam semalam yang tidak hanya melintasi ruang dan waktu, tapi juga melintasi batas-batas akal manusia.
Karena itu, hanya iman yang dapat memercayai. Peristiwa ini adalah momentum untuk merenungkan kembali hakikat kehidupan dan tujuan kita diciptakan.
Dalam perjalanannya, Nabi Muhammad menyaksikan kebesaran dan kekuasaan Allah yang tak terbatas.
Rasulullah diperlihatkan berbagai keajaiban dan keindahan alam semesta yang begitu menakjubkan, termasuk malaikat, jin, dan para nabi terdahulu.
Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh Nabi Muhammad ini seharusnya dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk meningkatkan kesadaran spiritualitas.
Kesadaran akan keberadaan Allah dan hubungan manusia dengan-Nya.
Dengan meningkatkan kesadaran spiritual, umat Islam akan semakin beriman dan bertakwa.
Menyadari bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk di alam semesta. Tapi hanya salah satu bagian kecil dari ciptaan Allah yang begitu luas.
Kesadaran spiritualitas juga akan mendorong umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah.
Mereka akan menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah anugerah dari-Nya. Karena itu, harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama.
Dengan kesadaran spiritual, manusia akan merasa bahwa ada yang lebih besar dari diri sendiri, seperti Tuhan, alam semesta, atau makna hidup.
Orang yang memiliki kesadaran spiritual tinggi akan lebih mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik. Mampu menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup dengan sabar dan penuh harapan.
Kesadaran spiritual juga memberikan banyak kesadaran yang respectful, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Kenapa demikian?
Karena orang yang memiliki kesadaran spiritualitas cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
Ketika seseorang mengalami gangguan kecemasan hingga depresi, mereka akan merasa hampa yang seolah lupa akan makna hidup.
Di sinilah peran spiritual atau agama dalam meluruskan kembali makna dan tujuan hidup seseorang.
Kesadaran spiritualitas bagaikan kompas yang menuntun manusia pada jalan kebaikan.
Saat badai kehidupan menerjang, manusia memiliki kekuatan untuk tetap tenang dan tegar, serta berpegang teguh pada iman dan harapan.
Kesulitan hidup bukan lagi beban, melainkan batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang.
Pada taraf lain, kesadaran spiritual dapat meningkatkan toleransi dan perdamaian.
Di tengah dunia yang penuh dengan perbedaan dan perpecahan, kesadaran spiritual bagaikan mercu suar yang menerangi jalan menuju toleransi dan perdamaian.
Bagi umat Islam, spiritualitas bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Di lain sisi, kesadaran spiritual juga dapat membantu umat Islam untuk memahami bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang sama.
Pemahaman ini mendorong mereka untuk melihat kesamaan di antara manusia, melampaui perbedaan agama, suku, atau ras.
Dengan begitu, umat Islam dapat lebih mudah menerima dan menghargai perbedaan. Sehingga bisa menjadi agen perdamaian di tengah masyarakat. Menyebarkan pesan toleransi dan kasih sayang, serta membangun jembatan antarumat beragama.
Kesadaran Spiritual Menumbuhkan Kepedulian
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kepedulian sosial sering kali terabaikan. Egoisme dan keserakahan semakin mendominasi. Menggeser rasa empati dan kasih sayang.
Dalam situasi ini, kesadaran spiritual bagaikan oase yang menyejukkan—menumbuhkan kembali rasa peduli dan tanggung jawab terhadap sesama.
Isra Mikraj menunjukkan kedekatan nabi dengan tuhan-Nya.
Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Penyayang.
Dengan merenungkan peristiwa ini, umat Islam dapat meningkatkan rasa cinta dan takut kepada Allah.
Salah satu tujuan Isra Mikraj adalah untuk menerima perintah salat lima waktu. Salat merupakan ibadah yang wajib bagi umat Islam dan merupakan tiang agama.
Dengan merenungkan peristiwa ini, umat Islam dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya salat dan melaksanakannya dengan penuh keikhlasan.
Isra Mikraj merupakan perjalanan yang penuh dengan ujian dan rintangan.
Nabi Muhammad diuji dengan berbagai hal, namun beliau tetap sabar dan tabah.
Dengan merenungkan peristiwa ini, umat Islam dapat belajar menjadi lebih sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai cobaan dalam hidup.
Isra Mikraj mempertemukan Nabi Muhammad dengan para nabi dan rasul terdahulu. Hal ini menggambarkan pentingnya persaudaraan dan toleransi antarumat beragama.
Dengan merenungkan peristiwa ini, umat Islam dapat belajar untuk hidup rukun dan damai dengan sesama.
Isra Mikraj merupakan perjalanan yang sangat singkat, namun penuh dengan makna.
Peristiwa ini mengingatkan umat Islam untuk menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Meningkatkan kesadaran spiritualitas bukan tugas individu semata, melainkan tanggung jawab kolektif.
Bayangkan, sebuah taman indah, di mana setiap bunga saling bersinergi, memancarkan keindahan dan keharuman. Begitulah gambaran ideal ketika kita bersatu dalam upaya menumbuhkan spiritualitas.
Sangat indah membayangkan dunia di mana spiritualitas bersinar terang? Dunia yang diwarnai dengan akhlak mulia, toleransi, dan saling membantu.
Dunia yang menjadi cerminan kasih sayang dan keagungan Sang Pencipta. (*)