Radartuban.jawapos.com-Mengapa literasi numerasi diperlukan anak dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka? Sejauhmana urgensi dua materi tersebut difestivalkan Jawa Pos Radar Tuban dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban?
Kepala Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban Wendri Wiratsiwi menjabarkan secara rinci.
Wendri, panggilan akrabnya, menerangkan, salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial seperti literasi dan numerasi.
Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.
Untuk mencapai pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, terang dia, diperlukan pembelajaran konstruktivisme.
Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan perkembangan logika dan konseptual pembelajaran.
‘’Melalui teori belajar ini, anak bisa membuat atau mencipta suatu karya dan membangun suatu hal yang sudah dipelajari,’’ ujar ketua tim penyusun soal Festival Literasi Numerasi itu.
Wendri memastikan literasi numerasi berbeda dengan matematika. Menurut dia, pengetahuan matematika hanya terpaku pada penyelesaian masalah dengan rumus atau pemahaman konsep semata.
Sedangkan kemampuan literasi numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi nyata sehari-hari.
Karena itu, memiliki kemampuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi.
Menurut akademisi lulusan pascasarjana pendidikan dasar Universitas Negeri Surabaya itu, literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional.