Radartuban.jawapos.com – Para pengrajin bambu di Tuban yang rata-rata sudah berusia lanjut perlu diregenerasi. Pemikiran itulah yang di gagas kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan para pengrajin bambu di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang dengan mengajak anak taman kanak-kanak (TK) mewarnai kipas bambu kemarin (11/1).
Kegiatan tersebut diikuti 107 anak dari tiga TK di kecamatan setempat. ‘’Ke depan, mereka akan diajak membuat kerajinan bambu itu. Supaya lebih akrab lagi,’’ ujar Ketua Pokdarwis Kebomlati Zubair kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Dia menyampaikan, mewarnai kipas bambu merupakan langkah awal untuk mengakrabkan anak dengan kerajinan lokal tersebut. Terlebih, mereka jarang bersinggungan dengan kerajinan bambu tersebut. Zubair mengungkapkan, anak-anak TK perlu berorientasi dengan kerajinan bambu. Dan, orientasinya harus menyenangkan.
‘’Rasanya tidak keliru jika media yang kami pilih terkait orientasi menyenangkan ini adalah mewarnai. Sepengetahuan kami, mewarnai merupakan kegiatan yang disukai anak-anak,’’ tutur pria 35 tahun itu.
Kapan anak-anak diajak membuat kerajinan bambu? Zubair belum bisa memastikan. Sebelumnya, Selasa (10/1), 80 anak SD dari tiga lembaga di Kecamatan Plumpang diperkenalkan cara membuat kerajinan bambu. Beberapa jenis kerajinan bambu yang dibuat anak-anak SD, antara lain, kipas, kukusan, besek, hingga kurungan ayam.
Kepala Desa Kebomlati Moenidjan bersyukur atas terselenggaranya kegiatan yang mendorong anak-anak akrab dengan kerajinan bambu. Dia menyebut, kegiatan tersebut sangat berpotensi mencetak generasi baru pengrajin bambu. ‘’Saya berharap kegiatan seperti ini rutin diselenggarakan. Tidak hanya sekali dua kali saja,’’ tuturnya. (sab/ds)
Radartuban.jawapos.com – Para pengrajin bambu di Tuban yang rata-rata sudah berusia lanjut perlu diregenerasi. Pemikiran itulah yang di gagas kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan para pengrajin bambu di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang dengan mengajak anak taman kanak-kanak (TK) mewarnai kipas bambu kemarin (11/1).
Kegiatan tersebut diikuti 107 anak dari tiga TK di kecamatan setempat. ‘’Ke depan, mereka akan diajak membuat kerajinan bambu itu. Supaya lebih akrab lagi,’’ ujar Ketua Pokdarwis Kebomlati Zubair kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Dia menyampaikan, mewarnai kipas bambu merupakan langkah awal untuk mengakrabkan anak dengan kerajinan lokal tersebut. Terlebih, mereka jarang bersinggungan dengan kerajinan bambu tersebut. Zubair mengungkapkan, anak-anak TK perlu berorientasi dengan kerajinan bambu. Dan, orientasinya harus menyenangkan.
‘’Rasanya tidak keliru jika media yang kami pilih terkait orientasi menyenangkan ini adalah mewarnai. Sepengetahuan kami, mewarnai merupakan kegiatan yang disukai anak-anak,’’ tutur pria 35 tahun itu.
Kapan anak-anak diajak membuat kerajinan bambu? Zubair belum bisa memastikan. Sebelumnya, Selasa (10/1), 80 anak SD dari tiga lembaga di Kecamatan Plumpang diperkenalkan cara membuat kerajinan bambu. Beberapa jenis kerajinan bambu yang dibuat anak-anak SD, antara lain, kipas, kukusan, besek, hingga kurungan ayam.
- Advertisement -
Kepala Desa Kebomlati Moenidjan bersyukur atas terselenggaranya kegiatan yang mendorong anak-anak akrab dengan kerajinan bambu. Dia menyebut, kegiatan tersebut sangat berpotensi mencetak generasi baru pengrajin bambu. ‘’Saya berharap kegiatan seperti ini rutin diselenggarakan. Tidak hanya sekali dua kali saja,’’ tuturnya. (sab/ds)