Radartuban.jawapos.com – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang rata-rata mencapai 30 persen memaksa Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban melakukan penyesuaian rencana anggaran biaya (RAB) program Angkutan Pelajar.
Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban Imam Isdarmawan memastikan, sejauh ini program Angkutan Pelajar masih on the track sebagaimana rencana awal.
Hanya saja, diakui Imam, perubahan harga BBM yang ngaget tersebut dipastikan membuat anggaran BBM membengkak.
‘’Kalau membengkak sudah pasti, tapi masih bisa ditolerir dengan sedikit perubahan —penyesuaian dalam realisasi program,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin.
Namun, seperti apa penyesuaian yang dilakukan, Imam tidak menjelaskan secara pasti. Dia hanya memastikan bahwa teknis program Angkutan Pelajar masih sama seperti sebelumnya. Misalnya, besaran jumlah armada yang dioperasikan tetap 28 unit dan melayani trayek-trayek sekolah secara gratis.
Anggaran bersumber dari perubahan anggaran pendapatan belanja daerah (P-AAPBD) 2022.
‘’Tidak ada penyusutan atau penambahan anggaran, tetap seperti awal, Rp 440 juta,’’ terang pejabat eselon III yang berdomisili di Kelurahan Banjarejo, Kabupaten Bojonegoro tersebut.
Ditanya kapan program tersebut akan dilelang? Imam mengutarakan, kiranya pertengahan September atau paling cepat pekan ini. Saat ini, kata dia, berkas atau dokumen yang berkaitan dengan lelang program Angkutan Pelajar telah dikirim ke Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sekretariat Daerah Tuban untuk dilelang.
‘’Semoga tidak terkendala, biar segera terealisasi,’’ imbuhnya.
Mantan Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Tuban ini memperkirakan, proses lelang program Angkutan Pelajar ini rampung akhir September. Sehingga, lanjut dia, program untuk melayani para pelajar pulang—pergi dengan aman dan nyaman serta gratis ini realisasinya pada Oktober.
Ditanya bagaimana zonasi trayek yang diterapkan pihaknya dalam program Angkutan Pelajar ini, Imam mengatakan, hal tersebut akan diketahui detail saat launching nanti.
‘’Sebagai bocoran, Palang dan Jenu adalah dua zona yang kami prioritaskan,’’ pungkasnya.
Seperti diketahui, munculnya program Angkutan Pelajar ini merupakan respon Pemkab Tuban atas problem transportasi pelajar yang kurang layak selama bertahun-tahun.
Meski pada 2022 ini tidak semua daerah bisa terlayani, ada harapan bahwa program Angkutan Pelajar ini mampu mengurangi kerawanan laka yang bakal menimpa siswasiswi di Bumi Ronggolawe ketika mereka pulang—pergi ke sekolah menggunakan angkutan bak terbuka.
Diwacanakan, program serupa direalisasi juga pada 2023 mendatang dengan anggaran yang lebih besar. (sab/tok)