TUBAN, Radar Tuban – Jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) sudah diumumkan hasilnya pada 29 Maret lalu. Siswa yang tidak eligible dan belum berkesempatan mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri (PTN), masih diberi kesempatan untuk mengikuti ujian tulis berbasis komputer seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (UTBK SBMPTN).
Mengacu website Lembaga Masuk Perguruan Tinggi (LMPT), UTBK SBMPTN dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan hari ini, Selasa (17/5) hingga 23 Mei nanti. Sedangkan gelombang dua dilaksanakan 28 Mei–3 Juni. Hasil tes akan diumumkan pada 23 Juni melalui website yang sama.
Pembina MGBK (musyawarah guru bimbingan konseling) SMAN Tuban Nuryono menyampaikan, siswa diberi kesempatan untuk mendapatkan kursi di PTN melalui berbagai jalur. Dua jalur yang paling banyak diincar adalah SNMPTN yang menggunakan nilai rapor dan UTBK SBMPTN menggunakan jalur tes tulis.
‘’Dua jalur tersebut yang selama ini dibuka untuk siswa yang unggul secara akademis dan nonakademis untuk sama-sama bersaing masuk ke PTN,’’ tuturnya.
Pendidik yang juga Kepala SMAN 3 Tuban ini mengatakan, tahap UTBK SBMPTN dimulai dengan registrasi akun melalui website LMPT dalam rentang waktu 14 Februari–17 Maret. Selanjutnya, pendaftaran para peserta dibuka 23 Maret–15 April. Setelah mendaftar, siswa bisa mengetahui di mana ruangan dan lokasi tes sesuai yang dipilih. Setelah pengumuman pada 23 Juni, dilanjutkan masa unduh sertifikat 25 Juni–31 Juli.
Mantan Ketua MGBK SMAN Tuban ini mengatakan, mengacu website LMPT, tes UTBK SBMPTN meliputi tiga materi. Pertama, tes potensi skolastik (TPS) yang mengukur kemampuan kognitif yang dianggap penting untuk mengukur keberhasilan selama menempuh pendidikan sekolah formal. Meliputi penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta pemahaman membaca dan menulis.
Selanjutnya, adalah tes Bahasa Inggris untuk mengukur kemampuan berbahasa internasional tiap peserta didik agar bisa mengikuti pembelajaran selama kuliah. Terakhir, tes kemampuan akademik (TKA) yang bertujuan menakar pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah. Serta mengukur ilmu peserta didik agar berhasil dalam menempuh pendidikan tinggi. Termasuk di dalamnya menakar kemampuan kognitif yang terkait langsung dengan konten mata pelajaran selama sekolah.
Nuryono mengatakan, tantangan lulusan tahun ini adalah siswa generasi pertama jalur zonasi. Sehingga, latar belakang tiap siswa berbeda-beda. Mereka harus dibimbing aktif agar bisa mengikuti panduan pendaftaran. Selain tiga materi di atas, lulusan pascasarjana Universitas WR Supratman ini menjelaskan, yang berbeda pada tes tahun ini adalah penekanan tes pada higher order thinking skill (HOTS).
‘’Semoga banyak siswa yang bisa diterima di PTN melalui jalur SBMPTN ini,’’ harapnya. (yud/tok)