TUBAN, Radar Tuban – Kabar baik untuk guru yang mengajar di lembaga pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Itu menyusul rencana Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban untuk pemberian honor kepada para pendidik program kesetaraan tersebut.
Hanya saja, kabar baik tersebut tidak berlaku untuk semua guru PKBM. Disdik hanya mengusulkan honor bagi guru PKBM yang mengajar paket A. Itu pun tidak semuanya.
‘’Sementara baru kami usulkan untuk 70 gu ru paket A,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban Joko Prijono.
Disampaikan Joko, rencananya, 70 pendidik paket A pa da lembaga PKBM akan diberikan
apresiasi berupa honor sebesar Rp 250 ribu per bulan selama enam bulan (Juli-Desember
2022). Kalkulasinya, anggaran yang dibu tuh kan sebesar Rp 150 juta.
‘’Masih sebatas rencana untuk diusulkan pada P-APBD 2022 (perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Soal disetujui atau tidak, mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Tuban ini mengungkapkan, perihal persetujuan usulan tergantung bupati. Sebab, terang dia, hak prerogatif penganggaran menjadi kewenangan bupati.
‘’Besar harapan, usulan ini nantinya disetujui Mas Bupati (Aditya Halindra Faridzky),’’ tuturnya.
Kenapa tidak semua pendidik PKBM diusulkan untuk mendapatkan honor? Joko mengemukakan, salah satu alasan utama adalah keterbatasan anggaran. Sebab, “kue” APBD harus dibagi dengan banyak program dan kegiatan lainnya.
Salah satu pos anggaran terbesar adalah untuk infrastruktur.
‘’Anggarannya terbatas. Tidak bisa kami usulkan untuk tahun ini semua. Bertahap. Mungkin tahun depan kami usulkan lagi,’’ terang Joko.
Diungkapkan Joko, jumlah guru PKBM yang tersebar se-Kabupaten Tuban saat ini sebanyak
355 orang. Terdiri dari guru jenjang Paket A setingkat SD, B sejajar SMP, dan C setara
SMA. Mereka tersebar di setiap lembaga PKBM. Adapun jumlah PKBM di Kabupaten Tuban,
terang mantan dosen hukum Universitas Sunan Bonang ini, jumlahnya sebanyak 35 unit.
Namun, yang aktif dan terdaftar di data pokok kependidikan (dapodik) hanya 33 unit. Dua
PKBM sisanya saat ini sedang berjibaku untuk mengurus izin legal.
‘’Terbanyak (yang ada lembaga PKBM-nya, Red) berada di Kecamatan Bangilan dan Widang. Masing-masing punya tiga PKBM,’’ terang pejabat yang juga menekuni usaha kuliner tersebut.
Lebih lanjut Joko menyampaikan, antusiasme masyarakat Tuban untuk mendapatkan ijazah paket kesetaraan cukup tinggi.
Di semester pertama tahun ajaran 2022 ini, misalnya. Peserta didik yang belajar di 33 PKBM jumlahnya tak kurang dari 2.107 orang. Rinciannya, Paket A 57 orang, Pa ket B 720
orang, Paket C 1.330 orang.
‘’Rata-rata didominasi orang dewasa di rentang usia 20—40 tahun,’’ tandasnya. (sab/tok)