Radartuban.jawapos.com – Lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) Tuban bersiap menerapkan Kurikulum Merdeka. Rencananya, kurikulum yang semula bernama Prototipe itu mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022-2023 ini.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban Umi Kulsum mengatakan, sudah ada sembilan madrasah dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) yang siap menerapkan kurikulum baru tersebut.
Sembilan madrasah itu, meliputi MI Negeri (MIN) 1 dan MIN 2. Lalu, MTsN 1, MTsN 2,
dan MTsN 3. Berikutnya, MAN 1, MAN 2, MA Hasyimiyah Bancar, dan MA Tarbiyatul Banin Banat Montong.
‘’Totalnya sembilan lembaga, dan sudah menyatakan siap (menerapkan Kurikulum Merdeka),’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (27/6).
Disampaikan Umi—sapaan akrabnya, sembilan madrasah ini bakal menjadi pilot project di Tuban pada awal penerapan Kurikulum Merdeka.
‘’Setelah itu giliran madrasah lain menyusul,’’ tandasnya.
Disampaikan dia, sejauh ini persiapan penerapan Kurikulum Merdeka berjalan lancar. ‘’Persiapan sudah dilakukan sejak bulan lalu. Sekarang tahap bimbingan teknis (bimtek),’’ tambahnya.
Disampaikan mantan Kasi Haji dan Umrah Kemenag Tuban ini, sembilan madrasah yang siap menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut belum final. Sebab, sewaktu-waktu masih bisa bertambah.
Dijelaskan dia, penerapan Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan lembaga itu sendiri. ‘’Kalau sudah siap bisa mendaftar sendiri melalui aplikasi Pangkalan Data Ujian Madrasah (PDUM). Sedangkan Kemenag hanya merekomendasi,’’ jelas Umi.
“Adapun kepastian madrasah layak atau tidak dalam menerapkan Kurikulum Merdeka tergantung pusat,’’ tandasnya.
Lebih lanjut Umi menyampaikan, madrasah yang menerapkan Kurikulum Merdeka harus siap secara sarana dan prasarana, sumber daya manusia (SDM), dan penataan jam mengajar guru. Sebab, dengan adanya penyederhanaan mata pelajaran di kurikulum baru ini akan berdampak pada jam pelajaran.
‘’Jika madrasah sudah mampu menata itu (kriteria yang dibutuhkan, Red) bisa menjadi pertimbangan untuk menyatakan madrasah tersebut siap menerapkan Kurikulum Merdeka,’’ imbuhnya.
Diakui Umi, beratnya persyaratan tersebut banyak madrasah yang keberatan dan meminta waktu untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
‘’Karena persyaratan yang berat inilah, dari 236 lembaga MI, 99 MTs, dan 45 lembaga MA 45, baru sembilan yang siap,’’ ungkapnya. (fud/tok)